Mohon tunggu...
sisca wiryawan
sisca wiryawan Mohon Tunggu... Freelancer - A freelancer

just ordinary person

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Jurnal Hantu, Bab 25 - Terjebak

24 September 2024   02:16 Diperbarui: 24 September 2024   02:43 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: pixabay.com.

"Masa kau lupa? Ray pikun. Ini hadiah saat aku menari di panggung bersama Badut Mr Bo."

Aku mengerutkan kening. "Ranko, mengapa ia bisa tahu alamatmu? Kau memberitahu alamatmu pada mereka setelah kau siuman?"

Ranko menggelengkan kepala. "Mungkin mereka mengetahui alamatku dari biodata yang tersimpan saat aku membeli tiket pertunjukan sirkus secara online."

Aku menggumam setuju.

Ranko mengeluarkan kalung emas liontin dari kotak beludru berukuran kecil. Ia tersenyum puas melihat liontin cantik dari mutiara hitam. Mutiara laut itu sangat berkilau. Ia pun memamerkan hadiahnya dengan bangga padaku. Ia menggoyang-goyangkan liontin mutiara hitam di depan mataku hingga aku tersentak. Aku merasa ada kedipan mata di pada liontin tersebut. Aku mengucek kedua mataku. Lalu, memperhatikan liontin itu lebih seksama.

"Jangan kau goyangkan liontinnya! Aku ingin memeriksanya," pintaku. Aku menyentuh permukaan mutiara laut hitam yang tampak halus dengan jari telunjukku. Jariku seperti tersedot pusaran. Aku merasa diriku terguncang-guncang.

BYAAAR!

Ada ledakan bintang dalam benakku. Pandangan mataku kabur karena diriku dikelilingi gumpalan asap. Napasku tercekik seolah-olah ada ular piton raksasa yang membelit dada dan leherku. Perlahan asap hitam menghilang. Ranko tampak samar-samar. Ia seperti diselubungi lapisan kehitam-hitaman, tapi aku masih bisa melihat dirinya. Ia sedang berdiri dengan siapa? Hah, itu kan diriku! Terdengar percakapan mereka samar-samar.

"Bagus, bukan? Mutiara laut seperti ini harganya mencapai Rp 1.000.000,00," ucap Ranko antusias.

"Waw, belum lagi jika kau perhitungkan harga kalung emasnya."

Ranko menjerit kecewa. "Ray, coba kau lihat. Ada cacat pada liontin mutiaranya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun