Ridho menggelengkan kepala. "Aku sudah tak berminat menonton film. Sebaiknya, kita berada di rumahku saja. Kebetulan rumahku kosong. Orangtuaku sedang pergi ke Surabaya."
Siti mengernyitkan kening. "Di rumahmu kita akan melakukan apa? Masa berbincang saja? Lebih baik kita berjalan-jalan di Mall."
"Masa kau tak kangen denganku? Jika di rumahku, kita bisa berbincang santai, tanpa ada mata yang mengintai. Aku sebal semua pria selalu melirikmu. Kau terlampau cantik. Aku janji lusa kita jalan-jalan di Mall."
Siti tertawa renyah. Ia pun setuju dengan keinginan Ridho. Keputusan yang akan ia sesali.
***
"RIDHO, KELUAR KAU. MANA SITI?" Tanya Pak Doni, pamannya Siti.
Ridho pun cengengesan. Ia sangat gugup menghadapi amarah sang paman. "Paman, duduklah dulu. Mau minum kopi?"
"Tak perlu kau beramah-tamah. Mengapa kau menyekap Siti di rumah ini hingga seminggu?"
Ridho menggaruk-garukkan kepalanya yang tak gatal. "Tak disekap. Rani yang menginginkannya. Ia memang tak ingin pulang."
"Omong kosong! Sudah sejauh mana hubungan kalian?"
"Kami pacaran."