Mohon tunggu...
sisca wiryawan
sisca wiryawan Mohon Tunggu... Freelancer - A freelancer

just ordinary person

Selanjutnya

Tutup

Nature

Transisi Energi Adil, Peran Perempuan dalam Pembangunan Berkelanjutan

14 Juni 2024   13:24 Diperbarui: 17 Juni 2024   02:38 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

3. Menjemur pakaian dan bahan makanan (kerupuk) dengan sinar matahari.

Ibu. Sumber gambar: dokumen pribadi.
Ibu. Sumber gambar: dokumen pribadi.

***

Transisi energi adil tidak hanya melibatkan masalah lingkungan hidup dan ekonomi, tapi juga kesetaraan gender (Oxfam, 2024). Indonesia memiliki Indeks Kesenjangan Gender Global peringkat ke-87 dari 146 negara berdasarkan aspek pendidikan, kesehatan, partisipasi di bidang ekonomi, dan pemberdayaan perempuan di bidang politik (WEF, 2023). Kesenjangan kesetaraan gender tersebut terutama terlihat pada partisipasi di bidang ekonomi dan pemberdayaan politik (WEF, 2024). Kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan merupakan tujuan kelima pembangunan berkelanjutan (SDGs) pada Agenda Besar Pemimpin Dunia Tahun 2015 sehingga perlu ditingkatkan. Dalam kajian transisi energi adil, perempuan dalam pembangunan berkelanjutan harus ditinjau dari aspek ekonomi, pendidikan, sosial, lingkungan, teknologi, kesehatan, hukum, kelembagaan, dan politik agar memperoleh hasil yang komprehensif.

  • EKONOMI.

Ketimpangan kesetaraan gender dalam profesi dan upah menyebabkan perempuan bekerja paruh waktu (BPS, 2023) atau pun berwiraswasta sebagai pemilik UMKM. Menurut World Bank (2020), 60% dari UMKM di Indonesia dimiliki perempuan. Akan tetapi, UMKM tersebut mayoritas merupakan usaha mikro yang terhambat akses pembiayaan dan pangsa pasar.

Perempuan merupakan pengambil keputusan dalam menentukan pembelian produk ramah lingkungan. Tantangan yang dihadapi ialah produk ramah lingkungan biasanya harganya lebih mahal karena adanya proses perlakuan limbah menambah biaya produksi atau pun penggunaan bahan alami yang lebih mahal. Oleh karena itu, perlu dilakukan inovasi teknologi ramah lingkungan yang biayanya kompetitif pada industri dan juga sosialisasi produk ramah lingkungan pada perempuan.

Selama ini, perempuan hanya dilihat sebagai konsumen energi. Padahal perempuan juga dapat berperan sebagai produsen energi. Dalam rumah tangga, perempuan dapat melakukan transisi energi, yaitu substitusi elpiji dengan biomassa (ranting-ranting pohon atau limbah papan kayu). Atau dalam UMKM, peternak perempuan memanfaatkan biogas dari kotoran ternak. UMKM juga dapat memanfaatkan panel tenaga surya atau aliran air sungai untuk pembangkit listrik, sinar matahari untuk mengeringkan bahan makanan seperti kerupuk, garam laut, dll.

  • PENDIDIKAN.

Walaupun persentase perempuan yang memiliki ijazah perguruan tinggi lebih tinggi dari pria, pengangguran perempuan lulusan perguruan tinggi di antara angkatan kerja mencapai 2 kali lipat dari pria, yaitu 17,61% dibanding 8,75% (BPS, 2023). Perempuan lulusan perguruan tinggi dengan jurusan berkaitan sektor energi, sulit bekerja di industri sektor energi dengan alasan kurangnya kekuatan fisik. Hal tersebut merupakan kesenjangan kesetaraan gender dalam profesi karena perempuan tetap bisa memiliki profesi di sektor energi yang tidak memerlukan banyak kekuatan fisik.

Dalam rumah tangga, perempuan berperan penting sebagai pendidik anak. Perempuan yang menyadari pentingnya penerapan transisi energi adil, akan mendidik anaknya untuk menjadi generasi masa depan yang cinta lingkungan hidup.

  • SOSIAL.

 

Perempuan senang bersosialisasi sehingga ia akan berbagi informasi mengenai transisi energi adil yang ramah lingkungan pada teman-temannya atau orang lain baik secara offline maupun online melalui media sosial (blog, website, X, Facebook, Instagram, Tiktok, dll). Bahkan, tergabung atau membuat komunitas pemberdayaan perempuan mengenai transisi energi adil.

  • LINGKUNGAN.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun