Mohon tunggu...
sir sutan
sir sutan Mohon Tunggu... Pengacara - Pengacara

Hiking, Caving and Outdoor Sport

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Massage and Spa Undercover "Siti Tak Perduli" Bagian 1

25 Juni 2022   21:07 Diperbarui: 26 Juni 2022   19:48 543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Iya bunda, jawabku sambil menggeliat dan membuka selimutku karena memang AC kamarku sengaja aku kecilkan temperaturnya.

Tak sempat aku mandi, karena memang sore biasanya aku mandi, mungkin karena ini badan capek banget seharian tadi tidak tidur siang jadi kelewat untuk mandi sore. Aku bangkit dari tempat tidurku dan keluar dari kamar ku untuk wudhu, terlihat Ayah yang telah menungguku dengan mengenakan baju koko, peci di kepala dan kain sarungnya, serta Bunda yang telah mengenakan mukena.

Setelah mengambil wudhu, mengenakan mukena dan menghamparkan sajadah di samping Bunda, Ayah pun memulai solat Magrib bersama kami.

Allahu Akbar..........

Bismillahirrahmanirrahim.......

Suara merdu Ayah terdengar saat melantukan ayat-ayat suci Al Quran ketika mengimami kami solat Magrib tiga rakaat.

Ayah dan Bunda memang taat dalam Agama, bahkan Ayah bisa dikatakan sosok memang bisa dikategorikan sangat taat dalam Agama. Ayah tidak pernah tinggal puasa sunnah senin dan kamis. Oia......Aku dan Bunda dahulu pernah memberikan kejutan untuk Ayah pada usia Ayah ke 55 tahun, Aku dan Bunda memesankan kue di salah satu toko bakery di Kota ini, seperti layaknya orang ulang tahun ada adegan tiup lilin, dan kami pun melakukan itu, kami meminta Ayah untuk meniup lilin yang berbentuk angka 5 dan angka 5, setelah Ayah meniup lilin Aku dan Bunda pun disuruh duduk.

Ananda dan Istri Ayah tercinta, cukup satu kali ini merayakan ulang tahun ya, karena di Agama kita tidak diajarkan seperti ini apalagi tiup lilin, kita bukan kaum Pagan yang penyembah api, ucap Ayah.

Dari situlah aku dan bunda tidak pernah lagi merayakan ulang tahun Ayah.

Setelah solat Magrib seperti biasa kami semua duduk di ruang makan untuk makan malam bersama. Bunda yang setia dengan Ayah dan menjadi Istri terbaik Ayah terlihat mengambilkan Ayah nasi dan lauk untuk Ayah makan. Semoga kelak aku bisa menjadi sosok seorang Istri seperti Bunda. Aamiin.

Biasanya setelah rutinitas solat Magrib berjamaah, makan malam bersama, kami selalu sempatkan untuk berkumpul di ruang keluarga sambil bersenda gurau atau ngobro-ngobrol hal-hal yang ringan sebelum masuk kamar masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun