Bahagia itu bukan karena banyak uang dan materi lain. Bahagia adalah bagaimana Anda mengelola uang pas-pasan dan menikmati kehidupan. Bahagia bukan karena saldo di rekening Anda berjumlah ratusan juta rupiah. Tetapi bagaimana Anda merasakan sensasi mengelola saldo yang cuma Rp600 ribu. Saldo cuma Rp600 ribu, bisa menikmati hembusan sepoi pohon kelapa di pantai dekat rumah. Atau mengumpulkan Rp5 ribu/bulan untuk bisa mendapatkan buku bagus yang bisa menginspirasi hidup Anda atau sekadar menonton bioskop film box office bulan depan. Nikmat bahagia yaitu dengan uang hanya Rp20.000,00 menghadirkan makanan lezat, sehat di meja makan.
Nikmatilah berapa pun gaji Anda hari ini. Jangan takut untuk bermimpi. Memiliki mobil. Memiliki rumah idaman bahkan jalan-jalan ke kota yang Anda impikan. Syaratnya harus pintar mengelola keuangan. Dibutuhkan istri cerdas dan cerewet seperti saya untuk bisa menjalankan hidup yang seimbang. Makan cukup, berwisata sekali-kali, memiliki rumah idaman, atau apa saja. Yang Penting Cerdas Mengelola Keuangan
Mengelola Bonus Kecil dan Bonus Besar
Teman-teman sering menanyakan berapa upah yang kuterima. Kadang aku menjelaskan bahwa upah yang kuterima hanya cukup untuk membayar pengasuh anak, ongkos pergi-pulang ke kantor dan biaya makan selama di kantor.
Tapi di sisi lain jika kita bekerja, akan mendapat berbagai bonus mulai dari bonus kecil hingga bonus besar. Di kantor saya terkadang mendapat kerja tambahan yang diganjar upah bisa Rp100-200 ribu. Terkadang juga sampai bilangan jutaan ribu rupiah. Bonus-bonus ini bisa dikelola dengan baik.
Usaha Sampingan yang Bisa Menutupi Biaya-biaya Emergency
Para pakar keuangan selalu menyarankan agar setiap rumah tangga jeli memanfaatkan aset yang ada untuk menambah uang sampingan. Tentu dengan segala risiko dan potensi yang ada. Aset mobil yang ada kami sewakan untuk teman-teman terdekat. Tapi tentu dengan kehati-hatian. Biaya sewa yang kami terima dimanfaatkan untuk kebutuhan rutin, bahkan kebutuhan emergency. Pernah punya pengalaman seorang teman pengusaha dari Jakarta yang sangat membutuhkan mobil untuk digunakan dalam mengikuti pesta adat di Medan. Alhamdulilah sekitar Rp2,5 juta dapat.
Memiliki Rumah Idaman
Membeli tanah yang luas. Mengumpulkan uang. Kemudian membangun rumah yang cukup luas. “Tunggu kita punya uang dulu, baru bangun rumah yang layak!" kata suami. Tapi aku yang suka ngotot, "Pa, kita bukan pengusaha/kontraktor. Kita hanya pekerja/kuli. Manfaatkan uang yang ada. Walau hanya Rp200 ribu - Rp300 ribu." Kita hanya sanggup kredit kecil-kecilan.
Nekat mengambil rumah BTN yang cocok untuk pekerja. Hanya dengan DP belasan juta rupiah. Dan iuran bulanan seputar Rp500 ribuan. Akhirnya mendapat rumah ukuran kecil. Kalau menunggu sepuluh tahun lagi pasti tidak akan terkumpul uang untuk bangun rumah. Kini kami sedikit bahagia. Beberapa tahun kemudian, tetangga sebelah menjual rumahnya. Kami cicil dengan dana sesuai saku. Eng ing eng… akhirnya dapat rumah yang sedikit luas. Dengan berbagai ruangan yang dibutuhkan. Orang menunggu uang terkumpul hingga ratusan rupiah. Kami hanya belasan juta rupiah membeli rumah KPR dengan bayar dicicil. Sedikit demi sedikit akhirnya kalau dihitung, kami bisa menempati rumah dengan nilai Rp300 jutaan.
Konsep yang kami pakai Ia aek satetek naotik doi, molo sai manetek lam godang doi (Konsep sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit)
Berlibur di Tempat-tempat Wisata yang Indah
Hidup sebagai masyarakat urban menuntut kita harus menjaga keseimbangan hidup. Ruang-ruang wisata yang paling murah pun selalu kami nikmati. Mempertimbangkan jalan-jalan ke mall yang butuh biaya besar, kami sering memutuskan untuk menikmati wisata-wisata kecil. MIsalnya mandi di sungai dekat perumahan yang masih bersih. Hanya menghabiskan uang Rp5.000,00-Rp10.000,00. Anak-anak sudah senang. Beda jika kita harus ke supermarket besar. Hanya makan 4 orang sering menghabiskan uang Rp250 ribu - Rp300 ribu sementara bahagia yang kami peroleh setara jika kami lakukan dengan wisata lokal.
WIsata lainnya misalnya mengunjungi gedung-gedung bernuansa religius dan unik, misalnya mengunjungi gereja Katolik India Velangkani di Medan. Biaya masuk gratis, sementara kita mendapatkan kekhusukan atau mengunjungi mesjid raya di dekat Kerajaan Deli dulu. Kita sudah mendapatkan pengetahuan dan sejarah tempo dulu. Mengagumi karya agung anak bangsa. Menapaktilasi jejak tanah Deli dengan melihat raja-rajanya. Sekaligus menikmati kuliner rujak di taman Deli yang hanya seharga Rp10 ribu - Rp12 ribu. Memilih lokasi murah dan unik ini tidak menghabiskan uang kita. Sekaligus menikmati sore di Kota Medan yang indah.
Photo Velangkani dan Mesjid Raya
Menabung Rutin
Kami adalah yang paling konsisten menabung kecil-kecilan. Keluarga kami memiliki 3 celengan. Celengan untuk Anak I, Anak II dan Papa/Mama menjadi tiga benda yang selalu kami sentuh tiap hari. Dana-dana ini kami simpan dari sisa recehan, uang jajan sisa anak, pemberian keluarga, sisa belanja harian. Momen memecah celengan adalah momen paling spesial bagi anak saya yang masih berusia 8 tahun dan 5 tahun. Uang-uang lima puluhan dikumpul. Uang recehan sepuluh ribu, lima ribu, pecahan seribu, pecahan lima ratus sampai pecahan seratus kami hitung dengan cermat. Uang yang terkumpul kami gunakan untuk kebutuhan khusus, misalnya tahun 2013 untuk membeli peralatan tidur, mulai dari sprei, bantal, bedcover. Tahun 2012 kami gunakan untuk menambah biaya jalan-jalan ke Pulau Samosir.
Photo Celengan
Masuk Asuransi sesuai Kemampuan Kantong
Banyak pilihan asuransi jaman sekarang ini, bahkan dengan premi kecil. Sebagai pekerja kami berdua ikut program asuransi. Di samping itu, ambil 1-2 asuransi di luar ketenagakerjaan. Untuk menjaga-jaga jika sakit, atau pensiun, atau hari tua. Cekidot! Nikmatilah hidup.
Membuat Celengan Khusus
Terkadang untuk momen-momen tertentu, misalnya biaya masuk sekolah, saya selalu menyisihkan sisa-sisa uang 10% dari uang tambahan yang saya dapat. Misalnya saya dapat uang tambahan Rp500 ribu, 10% saya sisihkan di celengan khusus ini. Saya membuat nama khusus untuk celengan ini. MIsalnya untuk biaya masuk sekolah Juli 2015 atau uang-uang tips yang diberi ke anak. Pada tahun 2014 berikut catatan biaya kebutuhan sekolah anak saya:
- Ampau dari namboru/pak tua/ompung : Rp. 650.000,-
- Dari Celengan Khusus/Tabungan : Rp. 867.000,-
--------------------------------------------------------------------------------------------------
Total Rp.1.517.000,-
Biaya Pengeluaran :
- Uang baju baru abang (seragam putih merah) 2 stel : Rp. 180.0000
- Sepatu 2 pasang : Rp. 560.0000
- Peralatan sekolah : Rp. 400.0000,-
- Tas 1 buah : Rp.270.000
- Sisanya beli mainan mobilan dan aquariu
- Saya benar-benar tidak mengalokasikan dana sepeserpun untuk biaya kebutuhan sekolah ini.
Simpanan Tak Tersentuh
Saya sudah sering membaca artikel tentang pengelolaan keuangan. Perlu membuat 1 tabungan yang rutin setiap bulan. Tidak boleh disentuh. Untuk tabungan hari tua. Baru bulan lalu terealisasi. Saya menyimpan di tabungan ini tanpa ATM. Upaya ini sudah saya mulai bulan lalu. Dan hasilnya adalah Rp1.000.000 uang yang tidak diotak-atik. Uang ini saya simpan di bank konvensional yang harus diambil ke tempat jauh dan offline sehingga malas mengambilnya.
Foto 1 : BPR
BPR juga ternyata sudah dijamin oleh LPS. LPS benar-benar berpihak pada masyarakat miskin. BPR merupakan bank yang dekat dengan rakyat. Sehingga pilihan atas bank ini sangat baik.
Berinvestasi dengan Berbagai Pilihan
Berinvestasi tidak harus menunggu kaya dan punya banyak uang. Bukan berapa banyak uang yang kamu pegang. Tetapi berapa uang yang bisa kamu alokasikan untuk berinvestasi sesuai dengan kemampuanmu.
Itulah enaknya hidup di pinggiran Kota Medan, setiap hari kita akan melihat plang "Tanah ini dijual". Tidak lebar-lebar. Kadang hanya 5 x 10 meter, 7 x 13 meter atau lebih luas lagi. Bagi karyawan kecil seperti kami, membeli tanah investasi adalah hal yang tak mungkin. Makan saja kurang. Tapi saya selalu tertarik untuk mencatat nomor telepon, menanyakan harga bahkan meminta informasi apakah masih bisa kurang. Suami terkadang marah, “Hutang pun belum dilunasi!” Tapi bagi saya, siapa pun berhak berinvestasi walau hanya karyawan kecil. Sekarang di mana-mana akan ditemukan, tanah kavlingan dijual.
Foto Kaplingan (Tanah Ini diJual)
“Kita masih bisa makan, Pa. Masih ada sisa walau sedikit. Nggak salah jika mengalokasikan sedikit uang untuk ke sana!” Bagaimana caranya?”
Hanya dengan modal uang nol rupiah ternyata bisa mendapatkan sebidang tanah. Bank kini mau memberi kredit langsung dengan agunan surat jual-beli tanah. Jadi, saat seorang makelar menjual sebidang tanah, kita langsung bisa bawa surat jual-beli notaris ini ke bank, diproses. Cair uangnya, beri cash ke makelar. Kita tinggal cicilke bank. Saya sudah membuktikannya. Pada Maret 2016 lalu, hutang saya untuk membeli sebidang tanah sudah lunas. Kini saya memiliki tanah tambahan hanya dengan modal nol rupiah.
Investasi Emas Mencicil
Sebagai perempuan tradisional, nenek saya rajin berinvestasi emas. Karena jaman itu memang belum ada fasilitas menabung di bank. Menurut pakar keuangan, berinvestasi dengan mas adalah jalan paling rendah risikonya. Dan yang paling jelas keuntungannnya. Dulu, saya tidak dapat membeli emas, karena tidak cukup banyak uang membeli perhiasan. Kini coba cek di Pegadaian. Pegadaian menawarkan berbagai kemudahan untuk dapat emas mencicil.
Hanya dengan cicilan puluhan rupiah per bulan, perhiasan emas dapat dibeli. Mas yang dulu hanya saya beli Rp350.000,00 kini nilainya sudah Rp3.500.000,-00. Mana ada investasi dengan bunga yang demikian besar. Sekitar 13 tahun lalu.
Pegadaian juga menjadi tempat ibu-ibu berbagi keluh kesah. Coba cek, di ruangan Pegadaian banyak ibu-ibu yang mencari solusi. Dengan menggadai barang perhiasan
Foto Kalung Mas
Managemen Keuangan
Pembukuan yang rutin
Terkait dengan pengelolaan uang, saya adalah orang yang termasuk mencatat semua pengeluaran saya mulai dari yang terkecil sampai yang terbesar. Hal ini sudah saya lakukan sejak 14 tahun lalu.
Foto Pengeluaran Tahun …………….
Apa manfaatnya? Sangat besar sekali. Saat merencanakan keuangan, saya tahu berapa rencana pendapatan saya bulan ini? Berapa rencana pengeluaran dan berapa saldo serta saldo akhir?
Deskripsi Pendapatan
2002-2008
2008-2014
2014-2016
Rencana Pendapatan
4 juta
6 juta
8 juta
Rencana Pengeluaran
3,5 – 3,8 juta
5-5,8 juta
7-7,8 juta
Saldo Awal
Saldo Akhir
2014-2016
Rencana Pendapatan
8 juta
Rencana Pengeluaran
7-7,8 juta
Saldo Awal
3.000.000,-
Saldo Akhir
3.500.000,-
Photo Deskripsi Pendapatan, Saldo, pengeluaran Agustus 2014
Apa manfaat membuat pembukuan yang rinci dan lengkap:
- Ketika kita memprediksi bahwa anggaran bulan ini sudah menipis, saya akan berhemat. Salah satu catatan misalnya adalah membawa lauk dari rumah, menumpang mobil teman atau menunggu jemputan suami dengan sabar sepulang kantor.
- Saat di tengah proses perjalanan, misalnya saya hanya memiliki sisa uang Rp500.000,00 sementara biaya yang harus dikeluarkan sebesar Rp1.200.000,00 maka saya harus hidup lebih berhemat. Misalnya mengurangi pembelian pulsa.
- Di setiap akhir bulan, saya selalu membuat analisis keuangan secara rutin. Kenapa besar atau kenapa berkurang. Saya akan menuliskan 4-5 poin alasan kenapa pengeluaran membengkak. Kemudian akan menuliskan rekomendasi serta catatan ke depan apa yang harus saya lakukan.
- Foto Analisa Keuangan
Mencari Uang Tambahan
Menterjemahkan
Dengan prinsip tidak menganggu waktu berkualitas dengan anak dan suami. Sekaligus melatih kemampuan bahasa Inggris yang lebih baik serta mendapat uang tambahan. Saya rajin menerima terjemahan. Cukup untuk menambah uang-uang dadakan yang perlu dilunasi. Juga membangun jaringan serta menambah wawasan. Kini ada beberapa lembaga yang rutin meminta untuk diterjemahkan proposal dan laporan mereka. Kadang kisaran antara Rp300 ribu-Rp2 juta, tapi lumayan untuk biaya tertentu.
Menjual Barang-barang Bekas
Budaya menyimpan barang menumpuk bagi sebagian orang adalah kenikmatan. Tapi tidak bagi saya. Saya selalu menyisihkan barang-barang tidak terpakai, misalnya koran bekas dan alat mandi bayi yang sudah tidak terpakai. Saya tidak pernah membanderol pada tukang pengumpul barang bekas. Harga bebas. Uang Rp20-30 ribu dari penjualan barang bekas terkadang cukup untuk biaya membeli kebutuhan sehari-hari. Beli ikan setengah kilo, cabe/bawang/tomat 1/4 kg, sayur-mayur sisanya. Metode ini efektif untuk mengkover biaya harian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H