Mohon tunggu...
Sintya Tri Wahyuni
Sintya Tri Wahyuni Mohon Tunggu... Penulis - Kebahagiaan tidak harus dengan yang mewah dengan kesederhanaan pun kita bisa mendapatkan kebahagiaan yang lebih indah

belajarlah jadi diri sendiri dan jangan suka mengkritik orang dari segi apapun . karena belum tentu kritikan kamu itu bisa diterima dengan orang itu .

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kajian dengan Pendekatan Arketipal Dongen Asal Mula Ikan Duyung

25 Desember 2022   10:15 Diperbarui: 25 Desember 2022   10:21 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh : Sintya Tri Wahyuni (190402080022)

PENDEKATAN ARKETIPAL DALAM KAJIAN SASTRA

Kajian dengan pendekatan arketipal ini memfokuskan pada sebuah legenda, khususnya tokoh, situasi, dan imagi arketipal. Data elemen arketipal ini berhasil dikumpulkan, selanjutnya, diambil maknanya secara humanistik, psikologis, sosiologis, dan historis. Dengan demikian, semua data elemen arketipal, secara relatif, dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk memahami konsep pemikiran, watak, aspirasi, dan harapan masyarakat, serta nilai-nilai yang dibanggakan pemilik legenda. Jadi, interpretasi terhadap elemen arketipal bukan masalah benar atau salah. Lebih tepat dikatakan, apakah hasil interpretasi itu layak, masuk akal, dapat diterima dan dapat dipertahankan.

DATA ELEMEN ARKETIPAL

Data elemen arketipal dalam kajian ini dikelompokkan menjadi 3 klasifikasi: tokoh, situasi, dan imagi arketipal. Data tokoh arketipal merupakan tokoh legenda yang memiliki sifat tipikal, misalnya: pahlawan, bandot, orang buangan, ibu tiri, orang suci, wanita sihir, puteri raja, dsb. Data situasi arketipal berkenaan dengan peristiwa-peristiwa esensial dan tipikal dalam alur cerita, misalnya: pencarian, pelarian, inisiasi, pengembaraan, penugasan, kelahiran kembali, dan sebagainya. Data imagi arketipal berupa imagi-imagi tipikal yang menimbulkan asosiasi pada makna tertentu, serta mengambil materi pada: alam, pergantian musim, nama tumbuhan, nama hewan, warna, dsb. Khusus untuk imagi arketipal memberi contoh sebagai berikut : imagi air merupakan asosiasi pada makna kesuburan dan pertumbuhan; imagi matahari merupakan asosiasi pada makna energi kreatif; imagi warna hitam menimbulkan asosiasi pada makna kematian, kejahatan, ketaksa- daran; imagi kebun merupakan asosiasi pada makna kesuburan dan keindahan; imagi angin menimbulkan asosiasi pada makna jiwa dan inspirasi.

ANALISIS DATA

Tokoh Arketipal dan Interpretasi Maknanya

Upaya mengidentifikasi tokoh arketipal mendapatkan hasil sebagai berikut :

[1] ayah,

[2] ibu,

[3] tiga orang anak

Ayah 

Dalam dongeng asal mula ikan duyung, dikisahkan ada seorang ayah yang setiap harinya menanam sayur-sayuran dan umbi-umbian di ladang dan mencari ikan dilaut. Setiap pagi sebelum berangkat ke ladang, sang ayah selalu menyempatkan untuk makan bersama ke tiga anaknya dan istrinya. Pada suatu pagi, persediaan ikannya ini cukup banyak dan sang ayah menyuruh istrinya untuk menyimpannya di lemari agar dapat di makan siang harinya. Namun sebelum ayahnya pulang anak ini telah menghabiskan ikan tersebut. Ketika ayahnya datang untuk menyantap ikan, ternyata ikan tersebut telah di habiskan oleh anak bungsunya. Betapa marahnya sang ayah hingga amarahnya di limpahkan kepada sang istri.

Secara historis kehidupan rumah tangga orang selalu ada perdebatan di dalam rumah tangga, kebanyakan dari mereka memutuskan untuk tetap melanjutkan rumah tangga mereka demi anak atau bahkan juga ada yang berpisah karena sudah tidak tahan dengan situasi rumah tangga yang mereka bangun sendiri.

Ibu 

Dalam dongeng asal mula ikan duyung ini sang ibu yang keseharianya mengurus anak-anak dan suami menjadi korban atas perilaku kasar sang suami. Hanya gara-gara sebuah ikan yang dimakan oleh anaknya sendiri yang suami tega berbicara kasar hingga tidak mau memaafkan sang istri. Oleh karena itu, ibu ini memutuskan untuk pergi dari rumah dan tidak mau kembali ke rumah lagi. Ibu ini pergi ke laut dan tidak kembali lagi ke rumah hanya karena sang ibu telah menjelma menjadi ikan duyung.

Tiga orang anak

Didalam dongeng asal mula ikan duyung ini, terdapat tiga orang anak. Dua laki-laki dan satu perempuan. Anak-anak ini menjadi korban atas pertengkaran kedua orang tuanya, hanya dikarenakan sang anak bungsu lapar dan menginginkan ikan. Namun sang ibu menyisihkan ikan tersebut untuk sang ayah, anak bungsu ini merengek menginginkan ikan. Apalah daya sang ibu pun rela memberikan ikan tersebut ke anak bungsunya, ia tau jika akibatnya akan buruk jika memberikan ikan tersebut. Alhasil ketakutan sang ibu pun terjadi ayah nya pun marah besar kepada ibunya dan tidak mau memaafkan perlakuan istrinya itu.

Keesokan harinya anak-anak ini tidak mendapati sang ibu di dalam rumah, kemudian atas perintah sang ayah mereka pun mencari ibunya di tepi laut, benar dugaan ayah nya bahwa ibu nya berada di tepi laut mencari ikan. Namun ibunya tidak mau pulang hingga larut malam pun mereka tetap memikirkan sang ibu yang tidak pulang ke rumah.

Hari berikutnya anak-anak ini menemui ibunya kembali di tepi laut. Betapa terkejutnya mereka mengetahui bahwa ibu mereka tidak berwujud manusia melainkan berwujud seperti ikan dan memiliki banyak sisik.

SITUASI ARKETIPAL DAN INTERPRETASI MAKNANYA

Data situasi arketipal yang dikumpulkan dalam kajian ini adalah :

[1] kemurkaan

[2] kesedihan

[3] kepergian

[4] ketidak perdulian

[5] keterkejutan.

Kemurkaan

Petang harinya, saat ayah mereka pulang dengan kondisi perut lapar karena seharian berkerja. Ia meminta istrinya untuk menyediakan makan.

"Istriku, mana ikan yang kamu sisihkan tadi. Aku sangat lapar." tanya suaminya pada istrinya.

"Aduh maaf, tadi Si Bungsu sudah habiskan. Dia kelaparan habis berlarian kesana kemari." jawab istrinya.

"Apa? Bukannya sudah aku bilang untuk menyisihkan lauk ikan." suaminya berteriak marah.

Istrinya menjelaskan bahwa ikan tersebut dimakan oleh anaknya sendiri tapi sang suami tetap tidak terima dan terus memarahi istrinya.

Kesedihan

Karena terus-menerus dimarahi oleh sang suami, sang istri merasa sangat sedih kemudian menangis. Ia sudah tidak tahan dengan kelakuan suaminya yang sering marah-marah setiap harinya. Hanya karena lauk yang di makan oleh anaknya sendiri.

Kepergian

Sang istri berpikir untuk pergi saja dari rumah. Di suatu malam saat semuanya tengah tidur lelap, Sang Istri keluar dari rumah lalu bergegas pergi menuju laut. Keesokan harinya, Sang Suami beserta anak-anaknya mencari-cari istrinya. Mereka berteriak-teriak memanggil ibu mereka tapi tidak ada jawaban. Anak-anak kemudian pergi keluar mencari di pinggir pantai sambil terus memanggil-manggil ibunya.

"Anak-anakku, aku disini." jawab ibunya. Ternyata ibu mereka berada di laut. Mereka sangat senang karena berhasil menemukan ibunya. Ibu mereka kemudian memberikan kepada mereka banyak ikan untuk dibawa pulang ke rumah sebagai lauk makan mereka. Anak-anak kemudian mengajak ibu mereka agar mau pulang ke rumah. Tapi Sang Ibu menolak karena sudah tidak tahan dengan kelakuan suaminya. Akhirnya anak-anak pulang membawa banyak ikan tanpa berhasil membawa ibunya pulang.

Ketidakperdulian

Sesampainya di rumah, anak-anak menyampaikan pada ayahnya bahwa mereka menemukan ibu mereka di laut. Mereka juga menyampaikan pada ayahnya bawa mereka membawa banyak ikan pemberian ibunya. Sang ayah menyuruh anak-anak untuk memanggang ikan tersebut untuk lauk makan. Sang ayah nampak sedikitpun tidak perduli dengan Sang Ibu.

"Setelah makan, sisakan ikan-ikan itu untuk lauk makan nanti siang." kata ayahnya.

Saat siang, sang Ayah pulang dan makan siang bersama anak-anaknya. Anak-anak meminta pada ayahnya untuk menyisakan ikan-ikan tersebut untuk ibunya. Tapi ayahnya menolak dengan alasan ibunya tidak menyisakan ikan buatnya.

"Ayah, sisakan ikan sedikit untuk ibu." ujar salah satu anak saat makan siang.

"Buat apa menyisakan ikan untuk ibu kalian? Dulu ibu kalian juga tidak menyisakan ikan buat aku." jawab sang Ayah dengan ketus. Ayah mereka sama sekali tidak perduli dengan Ibu.

Keterkejutan

Keesokan harinya, anak-anak kembali pergi ke laut mencari ibunya. Seharian mereka berjalan-jalan di pinggiran pantai dengan memanggil-manggil ibu mereka tapi tidak berhasil menemuinya. Kemudian terdengar suara memanggil mereka.

"Anak-anak kemarilah aku ibumu." sebuah suara memanggil mereka.

Anak-anak segera mencari sumber suara. Ketika berhasil menemukannya, mereka sangat terkejut karena sekujur tubuh sang Ibu dipenuhi sisik ikan. Mereka segera pergi menjauh karena merasa itu bukan ibu mereka.

"Tidak, ibu kami tidak bersisik." kata si bungsu yang paling dekat dengan ibunya.

Sejak saat itu sang ibu memutuskan untuk tidak akan pernah kembali ke rumah.

IMAGI ARKETIPAL DAN INTERPRETASI MAKNANYA

Dalam menganalisis imagi arketipal, kajian ini menemukan imagi-imagi tipikal yang menimbulkan asosiasi pada makna dan pemikiran khas masyarakat Sulawesi Tengah. Imagi arketipal diambil dari laut, binatang, dan tumbuhan: [1] laut, [2] sayur-sayuran, [3] umbi-umbian, [4] ikan.

Laut

Laut adalah sebuah tubuh air asin besar yang dikelilingi secara menyeluruh atau sebagian oleh daratan. Dalam arti yang lebih luas, "laut" adalah sistem perairan samudra berair asin yang saling terhubung di Bumi yang dianggap sebagai satu samudra global atau sebagai beberapa samudra utama. Laut mempengaruhi iklim Bumi dan memiliki peran penting dalam siklus air, siklus karbon, dan siklus nitrogen. Meskipun laut telah dijelajahi dan diarungi sejak zaman prasejarah, kajian ilmiah modern terhadap laut yaitu oseanografi baru dimulai pada masa ekspedisi HMS Challenger dari Britania Raya pada tahun 1870-an. Laut pada umumnya dibagi menjadi lima samudra besar yang meliputi empat samudra yang diakui Organisasi Hidrografi Internasional (Samudra Atlantik, Pasifik, Hindia, dan Arktik) dan Samudra Selatan; serta bagian yang lebih kecil, seperti Laut Tengah, yang dikenal sebagai laut.

Seperti yang ada pada cerita asal mula ikan duyung ini, diceritakan bahwa ibunya pergi meninggalkan anak-anaknya dan ia berjalan menuju ke pantai. Ketika anak-anaknya mencarinya tak disangka bahwa sang ibu telah menjadi ikan duyung. Dan sang ibu telah menghuni disebuah laut, karena ikan tidak dapat bernafas di daratan begitu juga ikan duyung yang membutuhkan air meski dapat bernafas di darat.

Sayur-sayuran

Sayuran merupakan sebutan umum bagi bahan pangan asal tumbuhan yang biasanya mengandung kadar air tinggi dan dikonsumsi dalam keadaan segar atau setelah diolah secara minimal. Sebutan untuk beraneka jenis sayuran disebut sebagai sayur-sayuran atau sayur-mayur.

Seperti pada cerita asal mula ikan duyung, sang ayah bekerja diladang dengan menanam sayur-saruran agar dapat di jadikan makanan dan dijual ke pasar untuk mencukupi kehidupan sehari-hari.

Umbi-umbian

Umbi adalah organ tumbuhan yang mengalami perubahan ukuran dan bentuk ("pembengkakan") sebagai akibat perubahan fungsinya. Perubahan ini berakibat pula pada perubahan anatominya. Organ yang membentuk umbi terutama batang, akar, atau modifikasinya.

Seperti pada dongeng asal mula ikan duyung, sang ayah bekerja diladang juga menanam umbi-umbian agar dapat di jadikan makanan dan dijual ke pasar untuk mencukupi kehidupan sehari-hari.

Ikan

Ikan adalah anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin) yang hidup di air dan bernapas dengan insang. Ikan merupakan kelompok vertebrata yang paling beraneka ragam dengan jumlah spesies lebih dari 27,000 di seluruh dunia.

Seperti pada dongeng asal mula ikan duyung, keluarga tersebut setiap harinya mencari ikan untuk di masak dan sisanya dijual ke pasar untuk mencukupi kehidupan sehari-hari.

Selain itu sang ibu juga menjelma sebagai ikan duyung, layaknya ikan pada umumnya yang tubuhnya di penuhi sisik, kaki nya menyerupai ekor ikan.

PENUTUP

Prosa naratif lisan, khususnya dongeng sebagai salah satu wujud kekayaan budaya lisan penduduk Sulawesi Tengah perlu mendapatkan perhatian. Masyarakat Sulawesi Tengah, yang menempati provinsi di bagian tengah Pulau Sulawesi, Indonesia, tampaknya sulit mengadakan kegiatan ilmiah sendiri untuk mengkaji bahasa serta sastra. Pengalaman hidup mereka telah mereka pelajari atas adanya dongeng asal mula ikan duyung ini, karena seorang suami tidak seharusnya marah hanya karena makanan nya di habiskan oleh anaknya sendiri apalagi hingga memarahi istrinya yang hanya kasihan melihat anaknya kelaparan.

Mengacu kepada metode dan teknik kajian dengan pendekatan arketipal, kajian ini mengumpulkan data arketipal berupa tokoh, situasi, dan imagi arketipal. Kearketipalan data terletak pada ciri: esensial, tipikal, perenial, dan selalu berulang kembali. Objek kajian berupa dongeng tentang asal mula ikan duyung. Interpretasi data yang bersifat humanistis, sosiologis, psikologis, dan historis, secara ringkas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun