Mohon tunggu...
Sindy Destiani Pratami
Sindy Destiani Pratami Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hai peeps! aku merupakan salah satu mahasiswa di program studi Pendidikan Masyarakat yang mungkin prodi ini masih asing di telinga kalian sekilas aku pun akan berbagi kisah mengenai program studi ku ini. Akupun gemar menulis di buku harian ku yang juga beberapa nya akan aku bagikan melalui halaman ini. Xoxo!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fenomena Fatherless dan Pengaruhnya terhadap Perkembangan Anak dalam Perspektif Islam

20 November 2023   14:57 Diperbarui: 20 November 2023   15:02 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Randolf (2009) mendefinisikan kajian literatur atau kajian pustaka, "As an information analysis and synthesis, focusing on findings and not simply bibliographic citations, summarizing the substance of the literature and drawing conclusions from it." Menurut Punaji (2010) menyebutkan bahwa kajian pustaka memberikan tinjauan tentang apa yang telah dibahas atau dibicarakan oleh peneliti. Maka dari itu dalam pengkajian penelitian ini penulis menggunakan metode kajian pustaka dimana kajian yang berdasarkan pada bacaan.

Kajian pustaka yang digunakan penulis dalam pemelitian ini yaitu dengan mencari literatur melalui jurnal / buku dari google scholar yang kemudian disaring sesuai jurnal yang relevan dengan topik penelitian mengenai fatherless. Selain itu, metode penelitian yang dilakukan juga menggunakan angket / kuesioner yang merupakan alat pengumpulan data primer dengan metode survei untuk memperoleh opini serta pengalaman responden terhadap penelitian ini. Survei  merupakan  alternatif  metode  komunikasi  dengan  mengajukan  pertanyaan pada  responden  dan  merekam  jawabannya  untuk  dianalisis  lebih  lanjut  (Cooper  dan Emory,1995).

Dengan menggunakan metode penelitian kuesioner ini menjadi jawaban dari beberapa rumusan masalah yang ada dalam oenelitian ini. Kuesioner dibagikan kepada responden yaitu teman-teman dari penulis yang juga Sebagian besar mengalami dampak dari adanya fatherless ini. Maka, dengan dua metode penelitian yang dilakukan untuk penelitian ini akan sangat membuktikan keakuratan dan penguat terhadap opini juga apa yang dituangkan dalam menjawab rumusan masalah penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Setelah peneliti melakukan penelitian dengan teknik penyebaran angket kuesioner dan juga kajian pustaka terkait fenomena fatherless dan pengaruhnya terhadap perkembangan anak dalam perspektif islam maka diperoleh hasil dan pembahasan berupa konsep dasar fatherless, dampak fatherless terhadap perkembangan fisik serta psikologis anak dan peran ayah yang seharusnya dalam perspektif islam. Adapun hasil temuan yang ditemukan oleh peneliti yaitu:

  • Konsep Dasar Fatherless.

Ketidakhadiran peran ayah dalam keseharian juga tumbuh kembang anak tentunya akan menciptakan kekosongan. Saat ini banyak ayah yang peran nya tidak nampak. Biasanya dikenal dengan adanya istilah fatherless, father absence, father loss atau father hunger.

Menurut Smith (2011), seseorang bisa dikatakan dalam kondisi fatherless apabila seseorang tersebut tidak memiliki ayah atau tidak memiliki hubungan dengan ayah karena permasalahan pernikahan orang tua atau masalah ekonomi. Lambat laun fungsi ayah dipersempit pada dua hal diantaranya, ayah hanya memberi nafkah dan memberi izin untuk menikah. Sedangkan mendidik anak membimbing anak tidak mendapatkan figur ayah dalam dirinya secara utuh.

Dalam kuesioner yang telah dilaksanakan, ada beberapa kategori fatherless yang dirasakan anak diantaranya : perceraian, ketidakhadiran sosok ayah karena berjarak jauh, kematian ayah, ketidakhadiran sosok ayah kandung, namun yang terbanyak adalah karena perceraian orang tua. Hal ini diperkuat dengan kajian pustaka menurut (Sundari, A.R., Herdajani, 2013) bahwa ketidakhadiran ayah secara fisik karena kematian disebut dengan anak yatim. Sedangkan ketidadaan ayah karena ayah pergi bekerja di lain daerah atau pergi karena masalah dalam pernikahannya, maka anak dapat disebut menjadi yatim sebelum waktunya.

Seseorang yang merasakan fatherless akan kehilangan peran-peran penting ayahnya, seperti memberi kasih sayang, bermain, perlindungan dan peran penting lainnya yang semestinya diterapkan didalam keluarga. (Lerner 2011)

Apabila dalam keluarga kehilangan sosok pemimpin dan peran ayah maka hal tersebut bisa menjadi pemicu tiang keluarga nya runtuh. Seringkali kita dengan stereotype bahwa tugas mengurus, mendidik dan mengasuh anak adalah tugas seorang Ibu. Namun, hal tersebut salah besar. Keluarga yang bahagia dan sejahtera memerlukan keseimbangan peranan keduanya. Jarang sekali ayah dilabel sebagai sumber utama kasih sayang anak-anak. Akibat kurangnya peranan ayah, sang anak akan mendapati banyak risiko negatif, diantaranya : gangguan kelakuan sosial, peningkatan masalah psikologi, dan kurang keyakinan diri sendiri. (Idris, F, 2013).

Peran serta perilaku pengasuhan ayah mempengaruhi perkembangan serta kesejahteraan anak dan masa transisi menuju remaja (Dermott, 2014; Lamb & Tamis-Lemonda, 2004; Schoppe- Sullivan & Fagan, 2020; Target & Fonagy, 2002). Perkembangan kognitif, kompetensi sosial dari anak-anal sejak dini dipengaruhi oleh kelekatan, hubungan emosional serta ketersediaan sumber daya yang diberikan oleh ayah (Hernndez & Bmaca-Colbert, 2016).

Kehadiran ayah dan ibu dalam pengasuhan diserap anak sehingga membuat anak lebih mudah peka dan mudah berinteraksi dengan lingkungannya. Keluarga memiliki pengaruh besar terhadap Kesehatan mental anak. Hal ini dikarenakan dalam keluarga anak merasakan kenyamanan, keamanan dan merasa dicintai (Ningrum, PP & Lestariningrum, 2022).

  • Dampak Fatherless Terhadap Perkembangan Fisik Serta Psikologis Anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun