Mohon tunggu...
Ir. Sukmadji Indro Tjahyono
Ir. Sukmadji Indro Tjahyono Mohon Tunggu... Ilmuwan - Pengamat Sosial, Politik, dan Militer

Eksponen Gerakan Mahasiswa Angkatan 1977-1978 dan Pengarah Jaringan Aktivis Lintas Angkatan (JALA). Menempuh pendidikan di Institut Teknologi Bandung (ITB) dan menjadi Presidium Pejabat Ketua Dewan Mahasiswa ITB pada 1977. Selama berkuliah, aktif dalam gerakan mahasiswa serta ditahan dan diadili pada 1978. Dalam pengadilan, ia menuliskan pleidoi legendarisnya, berjudul Indonesia di Bawah Sepatu Lars. Pernah menjabat Staf Ahli Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Bidang IPTEK dan Lingkungan Hidup (2000). Sampai saat ini, Indro aktif dalam organisasi lingkungan hidup (SKEPHI) yang peduli dengan kelestarian hutan dan sumber daya air. Di samping itu, berminat dengan isu Hak Asasi Manusia, sosial, politik, dan militer.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Dibutuhkan People Power untuk Memakzulkan Presiden

14 April 2024   10:30 Diperbarui: 14 April 2024   10:31 630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Massa aksi menuntut agar Presiden Jokowi ditumbangkan dan diadili di depan kantor KPU, Jakarta Pusat, (18/3/2024). (Kompas.com/XENA OLIVIA)

Revolusi EDSA tahun 1986 oleh people power di Filipina dicatat dengan tinta emas dalam sejarah demokrasi dan menjadi bahan literasi bagi orang yang ingin melihat dahsyatnya kekuatan itu melawan kekuasaan militeristis. Kekuatan itu sangat dahsyat karena ada faktor martir atau martyrdom (Benigno Aquino), ada kontinuasi gerakan (perlawanan masif terus menerus), jumlah massa yang sangat besar (demo dua juta massa selama empat hari), ada trigger yang memuakkan (kecurangan pemilu saat Marcos terpilih kembali pada 20 Februari 1986), ada tokoh karismatik yang berani (Istri Benigno, Corazon Aquino), spektrum perlawanan yang luas dari kiri sampai kanan (New People's Army sampai Komunitas Cardinal Sin), dan ada pembelotan elit berkuasa (Menteri Pertahanan, Juan Ponce Enrile, dan Kepala Staf Kepolisian, Letjen Fidel V. Ramos). ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun