6. Fungsi Diagnostik
Yakni sebagai alat pendidikan yang dapat memahami serta mengarahkan potensi para siswa, dan dapat memahami kelemahan dirinya serta memperbaikinya.
Manfaat Kurikulum
Pada hakikatnya kurikulum bermanfaat untuk mengarahkan proses belajar mengajar demi mencapai tujuan pendidikan nasional dengan baik. Ada beberapa manfaat kurikulum diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Kurikulum Untuk Guru
- Sebagai pedoman untuk merancang, melaksanakan, serta mengevaluasi hasil kegiatan pembelajaran
- Untuk membantu memberikan pemahaman kepada tenaga pengajar dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya
- Untuk mendorong para pengajar agar lebih kreatif dalam proses ajar belajar
- Membantu pengajaran yang lebih baik.
2. Manfaat Kurikulum Untuk Sekolah
- Mendorong sekolah agar dapat menyukseskan penyelenggaraan pendidikan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
- Dapat membuka peluang bagi pihak sekolah untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan
- Kurikulum dapat dijadikan sebagai alat dalam upaya mencapai tujuan program pendidikan.
3. Manfaat Kurikulum Untuk Masyarakat
- Dapat dijadikan pedoman bagi orang tua dalam membimbing proses belajar anaknya
- Masyarakat dapat ikut berpartisipasi dalam mengembangkan dan menyempurnakan program pendidikan, yakni melalui kritik dan saran membangun.
Persoalan Penerapan Kurikulum yang Seragam di Indonesia
Pendiri Sekolah Terapung atau Floating School Rahmat Hidayat mengatakan, sistem pendidikan terkait keseragaman kurikulum saat ini masih menjadi persoalan. Ia mencontohkan masalah pendidikan yang dialami oleh masyarakat di wilayah kepulauan. Rahmat menuturkan, masyarakat belum mendapatkan materi pendidikan yang kontekstual dan sesuai dengan kebutuhan.
"Di Kepulauan Spermonde (Sulawesi Selatan), ada 117 pulau, di perbatasan Sulawesi dan Kalimantan, faktanya banyak sekali masalah pendidikan yang sangat kompleks di daerah tersebut," kata Rahmat dalam webinar yang digelar British Council bertajuk Gerakan Anak Muda Bagi Inklusi Sosial di Indonesia, Minggu (6/9/2020). Menurut Rahmat, kurikulum yang diterapkan di sekolah masih seragam. Artinya kurikulum bagi siswa yang tinggal di wilayah perkotaan, tidak jauh berbeda dengan kurikulum yang diterima siswa di wilayah kepulauan. Padahal, kata Rahmat, anak-anak yang tinggal di wilayah kepulauan seharusnya diberikan materi yang berhubungan dengan kemaritiman. Misalnya, materi tentang pengelolaan hasil laut, cara menangkap ikan tanpa merusak biota laut sampai soal kelestarian lingkungan.
Ketidaksesuaian kurikulum ini pun membuat banyak anak-anak di wilayah kepulauan justru meninggalkan kampungnya setelah lulus sekolah menengah atas (SMA). "Kurikulum yang kita pakai masih seragam sampai saat ini. One size fit all curriculum," kata Rahmat. "Padalah masyarakat Pulau ini mengelola laut yang begitu luas, banyak cara-cara penangkapan ikan yang merusak laut dan itu tidak ditekankan bagaimana generasi muda kita bisa lebih menjaga lingkungan," ungkap Rahmat.