Benar-benar totalitas, meski kecil kemngkinan Dirham untuk meminta lihat, namun demi berjaga-jaga akhirnya saya perlu juga mengorbankan untuk diperban. Â Â
Keluar dari ruangan, saya berlaga memegang sarung dan berjalan agak mengangkang. Dirham langsng menghampiri saya sambil bertanya " sakit ga bang?"
"Tidak, hanya sakit dikit, beneran. Tadi kamu tidak dengar abang teriak-teriak kesakitan kan?"
Dirham menggeleng perlahan, tetapi sekarang sudah menunjukkan rasa beraninya.
 Dan tak lama terdengar perawat memanggil namanya " Adik Dirham"
" Yo silahkan sekarang giliranmu" sambil memberi semangat
maka Dirham pun melangkah dengan keberanian yang sudah dikumpulkannya.
Tak lama berselang akhirnya Dirham pun selesai dikhitan tanpa ada drama teriakan dan sebagainya. Mungkin karena sugesti dan rasa keberanian dari Dirham, dia dapat melangkah keluar dari ruang klinik dengan gagah dan bangga, sambil memegang sarungnya.
Drama pemotonganpun berkahir dengan damai tanpa ada keributan, meskin perlu aktor pembantu untuk menyakinkanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H