Akupun sejenak diam Lalu bertanya "Dirham tahu darimana kalau abang tidak sunat?"
Dirham" Ayah bilang kalau orang Batak seperti abang tidak disunat"
"oh gitu" jawabku  "tapi beneran ga sakit koh"
Dirham :"emang abang berani disunat?"Â
munculah keisengan saya kalau begitu bagaimana kalau abang sekalian ikut sunat bersama Dirham?"
Dirham "Wah, benar yah bang"
setelah menganggung setuju Dirham pun menjabat tangaan saya smbil berkata : "Tapi abang duluan yah, jadi kalau abang bilang tidak sakit Dirham percaya"
 Setelah berbicara begitu, sayapun mulai menyusun stategi. Pertama saya perlu berbincangn dengan ayah nya Dirham perihal tersebut.
Orang tua Dirham sempat terkejut dengan keinginan saya ikut berkhitan. Mereka juga menganggap saya akan menjadi mualaf.
 Kemudian saya menjelaskan bahwa saya sebenarnya sudah disunat karena waktu kecil mengalami phimosis. Saya melakukan ini agar Dirham mau disunat dan berani setelah melhat saya disunat. Jadi kita buat seolah-olah saya ikut sunat bersama Dirham, untuk membuktikan bahwa, proses ini tidak terlalu menyakitkan dan menakutkan seperti yang dia bayangkan.
Setelah ayah Dirham setuju, rencananya kami akan datang ke klinik pagi-pagi benar agar dapat antrian pertama dan menghindari bertemu dengan pasien lain, kemudian  saya akan masuk duluan ke ruang dokter dan melakukan drama sunat palsu di dalam ruang dokter.