Mohon tunggu...
Vsiliya Rahma
Vsiliya Rahma Mohon Tunggu... Lainnya - Seseorang yang suka bermain dengan kata (🕊ϚìӀѵìą འ ą հʍ ą ա ą է ì🕊)

Manusia yang tak luput dari dosa dan hina

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Complete Hanging

2 Desember 2020   07:32 Diperbarui: 2 Desember 2020   07:37 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash


Rexa menghela napas sebelum menjawab, "Seperti yang kau katakan, dia mati karena obat itu, dan kedua pembantunya membuat kematiannya seolah-olah tengah gantung diri. Tapi ada yang tak kumengerti, karena Kexiana hanya meminum satu butir saja, mungkinkah itu bisa membuatnya overdosis?"


"Jawabannya ada di sini, aku menemukan gelas yang sengaja dibuang ke sampah, setelah kuteliti terdapat arsenik dalam cairan tersebut, juga sidik bibir Kexiana ada di bibir gelas."


Rexa terkejut mendengarnya. "Jadi maksudmu ...."


"Ya, aku juga baru mendapatkan hasil laporan susulan, dalam lambung Kexiana ditemukan 0,2 gram arsenik, sedangkan dengan sepersepuluh arsenik saja sudah bisa membunuh. Kau beruntung karena memiliki diriku dan ayah, jika bukan karena kami, kau akan mendapatkan laporan ini tiga hari setelah outopsi," ucap Renesya tersenyum bangga.


"Sepertiya kau sangat bangga karena ayahmu seorang komesaris."


"Tentu saja, jadi ...." Renesya memutar kursi Rexa, hingga pemuda itu menghadap ke arahnya, dia mencobdongkan kepalanya ke arah Rexa. "Mana terima kasih juga pujian untukku."


Rexa mengangkat ujung bibirnya, pemuda itu berdiri yang membuat Renesya menegakkan tubuhnya. Direngkuhnya tubuh gadis itu, tangannya mengusap puncak kepala Renesya juga menciumnya. "Terima kasih atas kerja kerasmu, Renesya."


Renesya hanya tersenyum. "Lihatlah video itu sampai selesai, dan kau akan tau alasan kedua pembantu itu melakukan balas dendam itu," ujar Renesya setelah Rexa melepas pelukannya.

Rexa kembali memutar video itu, sebuah fakta mengejutkan ia dapatkan. Ternyata kedua pembantu itu ingin balas dendam atas kematian putri mereka.


Ingatan pemuda itu kembali pada masa lalu, saat itu Rexa tengah berkunjung ke rumah Kexiana. Tiba-tiba seorang wanita paruh baya berlutut di kaki gadis itu sambil menangis. Dia meminta gajinya di awal bulan, padahal baru dua hari yang lalu Kexiana membayar gaji wanita itu. Pembantu itu mengatakan bahwa dia membutuhkan uang karena putrinya sedang sakit, tetapi Kexiana tak peduli akan hal itu. Gadis itu berpikir bahwa sang pembantu berbohong agar bisa pergi setelah mendapat gaji double. Nahas, beberapa hari setelahnya, ada kabar jika putri pembantu Kexiana meninggal.


Rexa mengacak rambutnya kasar, jika saja dia bisa membuat Kexiana lebih perduli pada orang lain, atau dia saja yang inisiatif memberi pinjaman wanita itu, maka semua ini tidak akan terjadi. Tetapi nasi sudah menjadi bubur. Tapi satu hal yang masih mengganjal di pikiran Rexa. Bagaimana Renesya hampir tau segalanya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun