Mohon tunggu...
Vsiliya Rahma
Vsiliya Rahma Mohon Tunggu... Lainnya - Seseorang yang suka bermain dengan kata (🕊ϚìӀѵìą འ ą հʍ ą ա ą է ì🕊)

Manusia yang tak luput dari dosa dan hina

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Complete Hanging

2 Desember 2020   07:32 Diperbarui: 2 Desember 2020   07:37 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash


"Apa?!"


Renesya hanya tersenyum, tak berniat memberi penjelasan.


"Jadi ... posisi kalian di mana?"


Rexa tersentak, kali ini otaknya mulai bisa berpikir lebih cepat. Tanpa menjawab, pemuda itu melangkah menuju meja yang terletak di pojok kamar. Renesya yang melihat itu hanya tersenyum.


"Jika dia berniat merekam, maka tempat ini adalah tempat paling cocok untuk meletakkan kamera. Karena dari sini, seluruh ruangan kamar terlihat."


Rexa menajamkan penglihatannya, tak ada kamera, ponsel Kexiana saja ia temukan pecah berkeping-keping di dekat pintu. Mata Rexa mengernyit ketika melihat mata kanan boneka beruang berwarna kuning yang terletak dia atas meja. Diambilnya boneka itu, matanya membelalak ketika menyadari bahwa mata kanan boneka itu adalah sebuah kamera. Pemuda itu mendengkus kesal, bagaimana timnya ceroboh dan melewatkan barang bukti penting ini.


Renesya memilih berjalan keluar, dia menuju dapur, tanpa sengaja kakinya menendang sebuah tempat sampah. Dia mengernyit karena menemukan sebuah gelas yang berada di antara tumpukan sampah. Diambilnya gelas itu, lalu diperhatiakan baik-baik, tak ada warna juga bau ketika ia menciumnya, tetapi titik air masih tersisa di gelas itu. Dengan cepat wanita itu membawa gelas tersebut, lalu mengajak Rexa pergi.


Di ruangannya Rexa sibuk melihat rekaman yang ia temukan tadi. 

Dalam video terlihat bagaimana Kexiana berteriak sambil mengacak rambutnya frustasi. Lalu di detik berikutnya, seorang wanita paruh baya, yang tak lain adalah pembantu Kexiana juga sekaligus salah satu orang yang menemukan jasad Kexiana pertama kali , tengah masuk membawa segelas air putih.


Kexiana, merogoh sakunya, di sana dia mengambil sebutir obat dan menelannya. Sang pembantu keluar dengan gelas di tangan. Beberapa menit kemudian wanita itu memegang kepalanya, berjalan sempoyongan, menendang benda-benda di sekitarnya hingga menjadi berantakan, lalu gadis itu pergi ke kamar mandi, dari suaranya, sepertinya dia tengah memuntahkan seluruh isi perutnya. 


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun