Mohon tunggu...
Vsiliya Rahma
Vsiliya Rahma Mohon Tunggu... Lainnya - Seseorang yang suka bermain dengan kata (🕊ϚìӀѵìą འ ą հʍ ą ա ą է ì🕊)

Manusia yang tak luput dari dosa dan hina

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Complete Hanging

2 Desember 2020   07:32 Diperbarui: 2 Desember 2020   07:37 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


"Ya, citalopram, kami menemukannya pada darah Kexiana, citalopram atau celexa merupakan obat antidepresan SSRI, selective serotonin reuptake inhibitor yang berfungsi mengembalikan keseimbangan serotonin dalam otak, sehingga meningkatkan energi dan perasaan. Obat ini hanya bisa didapat dengan resep dokter karena citalopram adalah sianida dalam bentuk nitrit. Meskipun nitrit tidak berbahaya karena tidak mudah melepaskan ion CN, yang merupakam kelompok yang bertindak sebagai racun metabolisme, tapi penggunaan citalopram dengan dosisi tinggi akan menimbulkan perasaan ingin bunuh diri juga overdosis. Dan mungkin itu sebabnya---"


"Tunggu," potong Rexa cepat yang membuat Renesya mengernyit. "Kau bilang harus dengan resep dokter, bukan?"


 Renesya hanya mengangguk, yang membuat Rexa tersenyum, entah apa arti senyum itu.


"Kexiana sedang naik daun sekarang, semua aktivitasnya pasti dipantau oleh para penggemar juga heters, jika dia pergi ke dokter pasti akan ada pemberitaan tentang itu. Kau tau kan bagiamana orang-orang Indonesia itu kepo akut. Mereka bahkan rela masuk ke dalam lubang tikus untuk mendapat kabar terbaru."


Renesya mengangguk setuju. "Mungkin saja dia memiliki dokter pribadi atau mendapatkan obat dari seseorang."


"Apa menurutmu rumah Kexiana tidak ada yang ... akh, sial, mereka pasti juga tahu bahwa aku sempat datang ke rumah Kexiana," ujar Rexa sambil mengacak rambutnya frustasi.


Renesya berdiri, dia berjalan mendekat ke arah Rexa, lalu menunjukkan sebuah gambar pada pemuda itu. Dengan malas Rexa melihatnya, keningnya mengeryit ketika melihat sebuah goresan memanjang, kira-kira dua centimeter di betis kanan Kexiana. 

"Jika dilihat dari bentuknya, goresan ini tercipta karena benda tajam, tapi lebar goresan benar-benar sangat kecil, kemungkinan yang ada luka gores ini disebabkan oleh kuku. Jika Kexiana sengaja menggaruk betisnya sampai terluka, rasanya itu tidak mungkin, karena goresannya pasti lebih dari satu."


Rexa membelalakkan matanya mendengar itu, jika memang seperti itu berarti ada seseorang yang tidak sengaja melukai betis Kexiana.


"Ayo ke TKP, dan singkirkan masalah pribadimu terlebih dahulu," ujar Renesya kembali.


Baru saja Renesya ingin melangkah keluar, sebuah cekalan di pergelangan tangan menghentikan langkahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun