Sentani pun mengatakan kepada tuan beko izin kan saya mengikuti sayembara ini...
tuan beko lalu menjawab dengan kesombongannya, kamu tidak akan bisa memasukan keris kedalam sarung itu, wajah aja sudah jelek, kamu bisa apa??
raja beko juga bertanya kepada Sentani wahai anak mudah apakah kamu yakin bisa memasukan keris kedalam sarung yang di pegang keriko di seberang sana???
jawab Sentani dengan izin Allah, kalau memang putri keriko jodoh ku, maka aku bisa memenangkan sayembara ini.
tuan beko pun akhirnya meminta Sentani membuktikan kalau dia bisa memasukan keris kedalam sarung putri keriko.
 dengan keyakinan dan atas izin yang di atas Sentani, akhirnya bisa memasukkan keris kedalam sarung putri keriko, yang berada di sebrang Batanghari.
akhrirnya Sentani memenangkan sayembara tersebut menikah lah dengan putri Keriko pada tahun 1758. Setelah menikah dalam setahun lahirlah anaknya dinamakan Bilal pada tahun 1759.
suatu hari sentani pulang dari acara adat, dia pun menemukan besi yang berbentuk pedang, ketika hendak di ambil, temannya pun melihat Sentani dari desa tetangga.
terjadilah percakapan antara mereka berdua
teman: itu seperti pedang ku, kamu pegang.?
sentani: besi ku, ini aku nemu di jalan, Â Â Â mungkin ini suatu isyarat besi ini be jodoh dengan ku.
teman: tapi aku yakin ini pedang ku, tetapi sudah lah kalau besi ini memeng berjodoh dengan kamu, jaga besi ini baik-baik.
hari demi hari berlalu, bulan merajut tahun,
Suatu hari Sentani berpikir sudah lama tidak pulang kampung dan merasa rindu terhadap keluarganya Sentani, Keriko dan Bilal pergi ke desa Sabatpetai menemui keluarganya.
setelah di telusuri ternyata Sentani berasal dari keturunan bangsawan kerajaan Majapahit, karena orang tua beliau tidak rela Sentani tergantung pada istri, sehingga terjadilah sumpah keluarga pada tahun 1782.
isi sumpah nya " siapapun keturunan bangsawan kerajaan Majapahit tidak boleh bergantung kepada siapa pun termasuk orang tua maupun mertua, keturunan Majapahit harus berdiri sendiri (mandiri)".