Sehabis berbincang singkat dengan bapak yang satu ini, saya kembali mengambil gambar di atas kapal. Sampai akhirnya, saya bertemu dengan PNS yang masih muda. Mungkin sebaya dengan saya. Oiya, image saya kalau pegawai Bea Cukai itu nggak ada yang muda ternyata salah loh.
Nah, yang perlu diinget, mereka juga jago nyanyi dan ngeband. Sebelum kita naik kapal, kita sempat dihibur oleh Band dari Bea Cukai selama makan siang. Bahkan, ada Bea Cukai Idol setiap tahun. Selain untuk seru-seruan, tentunya hal ini meningkatkan semangat dan mood bagus ketika bertugas.
"Iya mbak. Waktu awal masuk, kita juga diajarin tentang zona ekonomi eksklusif, batas-batas teritorial Indonesia, soalnya untuk tanggung jawab sama keluar atau masuknya barang ke sini, kita harus tau kekuasaan negara kita di darat, laut, maupun udara." Terang salah satu PNS Muda di Bea Cukai dengan semangat.
Setelah kapal berlabuh, kita diajak mengunjungi sebuah ruang yang digunakan untuk Scan berbagai kontainer yang memasuki pelabuhan.
"Dari scan ini, kita tahu barang apa yang ada di dalam kontainer itu. Kalau ada mobil atau barang tekstil atau apapun, kita periksa perizinannya. Kalau nggak jelas izinnya atau berarti selundupan, berarti nggak boleh kita lolosin untuk beredar di sini."
Melihat berbagai alat yang dimiliki oleh bea cukai dalam pemeriksaan barang, saya menyimpulkan bahwa Bea Cukai sudah melakukan upaya yang serius untuk menangani masuk/keluarnya barang di Indonesia.
Setelah itu, kami kembali ke ruang pertemuan. Di sana rupanya ada sebuah meja panjang yang diletakkan berbagai barang langka menurut saya. Misalnya minuman Alkohol, Potongan Arca kecil, senjata api dan ehem... Majalah porno.
"Ini apa mbak?" Tanya saya kepada salah satu rekan Bea Cukai.
"Oh ini barang-barang yang nggak lolos pemeriksaan." Jawabnya.