Oleh karena itulah, Bea Cukai sengaja mengundang para pakar komunikasi yang terdiri dari dosen pasca sarjana departemen Ilmu Komunikasi FISIP UI untuk meminta masukan dan saran mengenai pembentukan persepsi yang positif di tengah masyarakat. Bagaimana opini publik yang kurang baik mengenai bea cukai dapat berubah 180 derajat menjadi baik dan membanggakan.
Saya sendiri menyambut baik upaya Bea Cukai untuk membangun image yang baik di mata masyarakat. Mengundang para pakar komunikasi dan mendengarkan berbagai masukan dan komentar dari sang ahli merupakan suatu langkah yang patut dicungkan jempol. Saya sendiri sebagai alumni departemen tersebut 'kepo' dengan berbagai hal yang dilakukan oleh Bea Cukai. Yaah rasanya sudah menjadi rahasia umum jika dalam suatu perizinan masuk/keluarnya barang (ekspor/impor), Bea Cukai sering 'bermain'. Bahkan ketika seorang teman menawarkan barang Black Market kepada saya, terlintas dipikiran saya "Bea Cukai gimana sih? Masa kayak gini banyak yang lolos?"
Anehnya, opini saya terhadap bea cukai terkikis ketika mengikuti acara ini. Berbagai masukan dari para dosen diterima dengan baik oleh pihak bea cukai. Salah satunya adalah mulai menjalin media relation dan aktif di media sosial.
Sejauh ini, Bea Cukai memang melakukan perubahan. Mulai dari izin ekspor/impor barang yang lebih ketat dan kontrol terhadap proses penaikan/penurunan barang ke kapal. Perlu diketahui bahwa terkadang proses penaikan/penurunan barang mengalami proses yang lama atau bahkan 'mandeg' dikarenakan adanya sedikit kesalahan dari pihak-pihak terkait. Dari situ, saya baru tahu bahwa semua proses ini tak hanya melibatkan Bea Cukai, ada pihak Importir atau Eksportir yang turut berada di jajaran operasional naik atau turunnya barang dari kapal.
"Setiap hari kami melakukan kontrol di sepanjang perairan Pelabuhan Tanjung Priok." Papar salah satu rekan Bea Cukai di hadapan para dosen UI ini.
Setelah menerima berbagai masukan, kini giliran Bea Cukai mengajak para dosen dan mahasiswa untuk berkeliling.
Inilah yang membuat saya excited. Selain pertama kalinya masuk pelabuhan (biasanya saya melihatnya di film-film action. Biasanya pelabuhan menjadi tempat berlarinya para penjahat dari kejaran polisi, pen), saya juga mendapat pengalaman pertama kali untuk naik kapal patroli bersama rekan-rekan bea cukai dan para dosen.
Berbagai pemandangan baru saya temui di sini. Mulai dari berbagai bentuk kapal besar yang sedang parkir menurunkan/menaikan barang, tumpukan peti kemas, berderet mobil baru dari luar negeri sampai perahu-perahu kecil dari pihak pelabuhan adalah beberapa pemandangan yang saya lihat. Ditambah dengan angin sepoi-sepoi dan terik matahari yang tak terlalu terik, saya merasa bahwa kunjungan ini sekaligus rekreasi dan refreshing bagi saya.
Selama perjalanan, rekan-rekan bea cukai tak hentinya memberikan penjelasan. Tanya apa saja, pasti dijawab sama mereka. Termasuk pertanyaan, "Bisa fotoin kita nggak mas?" Hehehe. Sorry norak dikit. Namanya mumpung di atas kapal.
"Barang selalu datang 24 jam mbak. Dan kita di kantor selalu stand by mendata." Ujar salah satu kepala bagian di Bea Cukai yang turut bergabung dalam rombongan ini "Namanya juga pelabuhan, barang bisa datang kapan saja."