7. Empati dan Pengaruh Negatif
Walaupun empati umumnya dianggap positif, Hoffman juga mengakui bahwa dalam beberapa kasus, empati bisa berdampak negatif. Misalnya, seseorang yang terlalu terhubung secara emosional dengan penderitaan orang lain bisa merasa kewalahan atau bahkan berisiko mengalami kelelahan empatik (empathic distress), yang pada gilirannya bisa menghambat kemampuan mereka untuk berempati dengan lebih banyak orang.
8. Peran Empati dalam Hubungan Sosial
Hoffman menyatakan bahwa empati memainkan peran penting dalam membentuk hubungan sosial yang sehat. Melalui empati, individu dapat membangun rasa saling pengertian, kepercayaan, dan kerjasama dalam interaksi sosial. Empati juga berperan dalam mengurangi konflik dan meningkatkan kualitas hubungan antar pribadi.
Tentu! Berikut ini tambahan yang lebih lengkap mengenai teori empati Martin Hoffman, untuk memperkaya pemahaman tentang bagaimana teori ini berkembang dan aplikasinya dalam konteks kehidupan sosial dan perkembangan individu.
9. Empati dan Proses Kognitif
Hoffman menekankan pentingnya peran proses kognitif dalam perkembangan empati. Anak-anak perlu mengembangkan kemampuan kognitif untuk membedakan antara perasaan mereka sendiri dengan perasaan orang lain. Sebagai contoh, seorang anak harus belajar bahwa perasaan orang lain bisa berbeda dari perasaan pribadi mereka, dan mereka perlu memahami alasan atau konteks di balik perasaan orang lain.
Proses kognitif ini memungkinkan anak-anak untuk menilai dan merespons perasaan orang lain dengan lebih tepat. Sebagai contoh, jika seorang teman merasa cemas karena ujian, anak yang memiliki kemampuan empati yang baik akan memahami bahwa perasaan cemas teman tersebut berasal dari kecemasan terhadap ujian, bukan karena sesuatu yang berhubungan langsung dengan dirinya.
10. Empati dan Pembelajaran Sosial
Hoffman menyoroti bahwa empati dapat dipelajari melalui pembelajaran sosial, yaitu dengan mengamati dan meniru perilaku orang lain, terutama orang dewasa atau figur otoritas yang memiliki peran dalam kehidupan anak. Orang tua dan pengasuh yang menunjukkan perilaku empatik kepada anak mereka (misalnya, dengan menenangkan anak yang kesal atau membantu orang lain yang sedang kesulitan) menjadi model utama bagi anak-anak untuk belajar bagaimana merespons secara empatik.
Teori ini sejalan dengan teori pembelajaran sosial Albert Bandura, yang mengemukakan bahwa anak-anak belajar perilaku sosial dengan mengamati dan meniru perilaku orang lain yang mereka anggap sebagai model. Oleh karena itu, anak-anak yang tumbuh dalam keluarga atau lingkungan yang menunjukkan empati cenderung mengembangkan kemampuan empati yang lebih baik.