Anak-anak belajar empati melalui pengamatan dan imitasi perilaku orang dewasa atau teman sebaya mereka. Orang tua yang menunjukkan empati terhadap anak-anak mereka menjadi model yang baik untuk perilaku empatik.
4. Konsep Distress dan Altruistic Motivation
Hoffman juga membahas tentang dua jenis motivasi yang terkait dengan empati, yaitu:
-Distress (Kecemasan atau Ketertekanan)
Anak yang merasakan empati mungkin merasa tertekan atau cemas ketika melihat orang lain menderita. Ini bisa memotivasi mereka untuk mengurangi rasa sakit atau kesulitan orang lain.
-Altruistic Motivation (Motivasi Altruisme)
Ini adalah dorongan untuk membantu orang lain tanpa mengharapkan imbalan. Motivasi ini berkembang seiring dengan meningkatnya kemampuan untuk memahami dan merasakan perasaan orang lain.
5. Empati dalam Konteks Sosial
Menurut Hoffman, empati tidak hanya penting dalam hubungan antar individu, tetapi juga dalam konteks sosial yang lebih luas. Ia berpendapat bahwa empati dapat menjadi dasar untuk hubungan yang lebih harmonis dan pemahaman antar individu dalam masyarakat. Hal ini juga membantu menciptakan kesadaran sosial yang lebih besar, terutama dalam hal keadilan sosial dan moralitas.
6. Empati dan Moralitas
Hoffman menghubungkan empati dengan perkembangan moralitas. Menurutnya, empati merupakan salah satu elemen yang sangat penting dalam perkembangan moral. Dengan merasakan penderitaan orang lain, individu akan terdorong untuk melakukan tindakan yang sesuai dengan nilai-nilai moral, seperti kebaikan dan keadilan.