Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Partner Kerja Bareng Gen Z, Memangnya Sesusah Itu?

19 Oktober 2023   08:08 Diperbarui: 19 Oktober 2023   19:23 1132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi karyawan generasi z | Dokumen foto via Freepik.com

Benarkah sesulit itu berpartner kerja dengan karyawan Generasi Z atau Gen Z?

Benarkah mereka bermental rapuh, benarkah mereka generasi yang terlalu banyak menuntut? Benarkah mereka generasi sensitif karena sering baperan, benarkah mereka generasi yang loyalitas kerjanya tidak optimal, plin-plan, dan sebagainya

Ya, tentang Generasi Z ini, memang ada stereotip negatif yang begitu melekat kepada mereka, sehingga hal ini menjadikan alasan oleh para user, bos ataupun manajer yang menganggap bahwa mempekerjakan Gen Z membutuhkan perawatan yang tinggi dengan berbagai konsekuensi kemoderenannya dan stereotipnya tersebut.

Padahal sebenarnya tudingan-tudingan seperti itu belum tentu benar, artinya para Gen Z ini sejatinya bisa menjadi partner kerja yang baik dan andal apabila digembleng dan dirawat dengan pola asuh yang bijak dalam lingkungan kerja.

Boleh dibilang, seringnya para Gen Z terkesan sulit dibina adalah karena pola asuh dalam merawatnya yang salah, seperti kesalahan pola asuh saat mereka menjalani masa probation yang berlaku layaknya ospek misalnya, bahkan pembinaan mentalnya terkesan diplonco. Kan yang begini ini enggak benar.

Semestinya para Gen Z digembleng dengan bijak, atau dalam artian, bagaimana menempa para Gen Z dengan cara meningkatkan kemampuan personal bagi kedewasaan dan kematangan mental dan pola pikir dengan pola asuh yang tersistem.

Para Gen Z seharusnya dirangkul dan diberdayakan secara bijaksana, mereka harus dibekali dengan spesialisasi kemampuan sesuai tugas pokok yang diamanahkan kepada mereka, termasuk juga dibekali dengan pengalaman organisasi begitu juga pengalaman para seniornya.

Gen Z ini sejatinya memiliki bakat dan potensi yang rata-rata kuat daya saing dan daya dobraknya, atau keinginannya ataupun ambisinya untuk bergerak maju sangatlah kuat dan tinggi, ini karena mereka lahir di tengah dinamika zaman yang semakin canggih.

Sehingga secara kemampuan berproses dalam menyesuaikan diri dengan kemajuan teknologi mereka sangat cepat, kalau banyak generasi senior yang gaptek, mereka para Gen Z inilah yang justru dapat diandalkan.

Disinilah sebenarnya yang menjadi kunci yang juga mesti jadi perhatian para user atau suatu kantor kalau mau memberdayakan Gen Z ini, sebenarnya para Gen Z ini bisa jadi andal kalau cara menggemblengnya tepat sasaran.

Lantas, apa sejatinya langkah penting yang bisa diterapkan dalam menggembleng Gen Z ini agar bisa jadi andalan kantor dan bisa menjadi partner kerja yang solid?

Ilustrasi karyawan generasi z | Dokumen foto via Freepik.com
Ilustrasi karyawan generasi z | Dokumen foto via Freepik.com

1. Probation yang berkualitas

Ya, setiap karyawan pasti menjalani masa probation, begitu juga para Gen Z, probation ini jugalah yang sebenarnya menjadi sarana mengembleng mental.

Oleh karenanya, dalam probation ini, guna menghindari tipikal pembinaan secara ospek atau plonco, maka pihak manajemen haruslah melakukan pengawasan dengan ketat agar tidak terjadi pembinaan probation yang salah kaprah.

Pembinaan yang diterapkam adalah bagaimana generasi z dibimbing dengan tantangan atau challenge mereka dengan hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan secara personal maupun teamwork.

Disinilah yang nantinya akan terlihat, bagaimana dan sampai dimana sejatinya kemampuan para Gen Z dalam bertahan dengan tekanan dan kekuatan mental mereka dalam menghadapi tantangan, termasuk kemampuannya dalam berjibaku dengan tanggung jawabnya.

2. Membina pola pikir

Mengembleng pola pikir disini adalah terkait bagaimana mendoktrin pola pikir para Gen Z untuk matang dan dewasa, agar kedepannya mereka tahu diri dan tahu menempatkan diri.

Termasuk juga, dalam membentuk karakter mereka bahwa, untuk mendoktrin mereka, bahwa mereka adalah pekerja kantor, sehingga mereka menjadi menyadari bahwa sebagai pekerja kantor, maka mereka harus sudah terikat dengan aturan dan kebijakan kantor.

3. Membina attitude

Pola asuh attitude ini adalah hal yang paling mendasar bagi kedepan terbentuknya etika kerja, maupun kedepan bagi terbentuknya etos kerja para Gen Z dalam bertanggung jawab pada tugas pokoknya.

Oleh karenanya dalam menggembleng attitude ini, maka suatu kantor mesti menerapkan ramuan yang briliyan terkait bagaimana menggembleng attitude para Gen Z ini, agar dalam berperilaku dapat etis dan bijaksana atau mencapai winning attitude.

4. Peningkatan kemampuan dan ketersediaan masa depan karier

Peningkatan kemampuan dengan membekali berbagai hal yang berkaitan dengan tugas pokoknya akan sangat berguna bagi regenerasi karyawan agar kedepan pada saat dibutuhkan mereka sudah ready pada posisi yang dibutuhkan kantor.

Setiap kantor baik itu swasta maupun negeri pasti akan ada karyawan atau pegawai yang purna tugas, disinilah bagaimama mewariskan berbagai kemampuan pekerjaan atau regenerasi itu penting. 

Termasuk juga bagaimana ketersediaan jenjang peningkatan karier bagi Gen Z, sehingga road map karier bagi Gen Z ini haruslah jelas dan terprogram.

5. Menggembleng integritas

Mengembleng integritas ini adalah dalam rangka memupuk loyalitas para Gen Z, dan bagi bekal nantinya bila suatu saat mereka menjadi leader dalam suatu kantor.

Sebab, sebagai salah satu bentuk mutu dan kualitas terpenting yang harus dimiliki oleh seorang leader dalam mengemban amanahnya dan memimpin anggotanya adalah integritas.

Integritas sendiri adalah suatu konsep yang berkaitan dengan perilaku, nilai, metode, sarana, prinsip, harapan, dan keterpaduan berbagai hasil.

Orang berintegritas pasti memiliki sikap jujur, tulus, dan dapat dipercaya. Orang yang memiliki integritas tinggi pasti bertindak transparan dan konsisten.

Orang yang memiliki integritas tinggi pasti bisa menjaga martabat dan tidak melakukan hal-hal tercela. Orang yang memiliki integritas bertanggung jawab atas hasil kerja.

6. Membina kesehatan mental yang berkualitas

Kualitas kesehatan mental dalam mendukung tugas pokok juga sangat berpengaruh terhadap keberhasilan suatu kantor dalam merawat Gen Z.

Oleh karenanya, kualitas kesehatan mental ini tidak bisa disepelekan, dalam hal ini haruslah sejalan dengan bagaimana terciptanya lingkungan kerja yang sehat dan kultur kerja yang sehat.

------

Nah, inilah kurang lebihnya terkait apa yang paling penting untuk jadi gemblengan bagi Generasi Z agar menjadi partner kerja yang andal bagi kantor.

Niscaya kalau keenam hal yang sudah penulis sarankan ini diberikan secara terpola dan bijaksana kepada para Generasi Z, maka mereka akan dapat diandalkan.

Berpartner kerja dengan generasi z, memangnya sesusah itukah?

Jawabannya adalah tidak sesusah yang dibayangkan atau distereotipkan secara negatif!

Jadi, jangan dahulu menyematkan stereotip negatif kepada para Generasi Z sebelum tahu bagaimana membinanya dengan bijak, oleh sebab itu, gemblenglah atau binalah mereka dengan bijak agar menjadi andal bagi kantor.

Demikian artikel ini, semoga bermanfaat.

Artikel ke 166 tahun 2023.

Sigit Eka Pribadi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun