Dikantor kamu sedang diterapkan kebijakan efisiensi dalam hal pengurangan karyawan dan efektifitas job desc?
Tiga bulan pertama beberapa rekan kerja satu teamwork kamu yang dirumahkan, eh ternyata tiga bulan berikutnya giliran beberapa rekan kerjamu dari divisi lain yang dirumahkan.
Sehingga karenanya kamu jadi khawatir dan kepikiran bahwa kamu tinggal tunggu giliran saja, setiap hari kamu jadi resah dan gelisah kepikiran giliran kamu yang dirumahkan, begitukah yang sedang kamu alami?
Ya, kalau kamu sedang dalam kondisi psikologis seperti ini, maka inilah yang namanya layoff anxiety, kondisi dimana kamu sedang mengalami yaitu;
1. Kondisi psikologis dengan tanda-tanda yaitu, cemas dan takut dipecat, menurunnya kepercayaan diri, sulit mengontrol emosi, mudah sedih, dan insomnia;
2. Kondisi fisik untuk terus bekerja keras hingga titik darah penghabisan hingga berdarah-darah karena takut posisi diri sewaktu-waktu bisa terancam kena PHK; dan
3. Kondisi fisik jadi aras-arasan, alias bekerja seadanya saja sesuai tugas yang didelegasikan karena sudah pesimis merasa pasti akan kena PHK.
Ya, begitulah kurang lebihnya gambaran kondisi psikologis layoff anxiety yang kerap berlaku dalam dinamika kerja di kantor.
Setinggi apapun posisi jabatan karyawan, kalau suatu kantor sudah menerapkan kebijakannya dalam efisiensi dan efektifitasisasi karyawan dan job desc, maka siapapun bisa saja terancam kena PHK atau dirumahkan oleh kantor.
Layoff sendiri adalah suatu kebijakan atau keputusan yang diambil oleh suatu kantor/perusahaan untuk menangguhkan atau memberhentikan karyawannya. Dalam hal ini bisa secara sementara ataupun secara permanen.
Pada umumya kenapa suatu kantor menerapkan layoff ini adalah karena dalam kondisi kesulitan keuangan, pailit, atau adanya perampingan perusahaan diantaranya yaitu;
1. Downsizing.
Kebijakan menjadikan kantor untuk menjadi lebih kecil dengan cara menghilangkan beberapa posisi staf Karyawan kantor.
2. Rightsizing.
Restrukturisasi kantor dalam rangka kantor sedang menyesuaikan kondisi bisnis dengan mengurangi tenaga kerja, mengatur ulang manajemen, memotong biaya, dan mengubah job description.
3. Smartsizing.
Kebijakam downsizing dan rightsizing, untuk tetap memaksimalkan keuntungan dan meminimalkan pengeluaran dari perubahan.
Nah, sekarang yang perlu dilakukan adalah, bagaimana sih mengatasi kondisi layoff anxiety ini, adakah solusi yang bisa diterapkan.
Berkaitan dengan itu, semoga beberapa hal yang penulis sarankan ini bisa jadi bagian dari solusinya.
1. Cari perspektif baru tentang pekerjaan kamu untuk mengelola stres.
Ya, maksudnya disini adalah agar dapatnya kamu bisa mencari celah sudut pandang positif dari posisi dan pekerjaan kamu.
Begini misalnya, kamu punya bos rese yang bossy banget, nah dalam hal ini kamu bisa mengembangkan diri secara positifnya dengan cara melatih stakeholder manajemen dalam diri.
Intinya sih, cari sudut pandang positif yang konstruktif bagi diri, hal ini dalam rangka "berteman" dengan stres kamu akibat dari layoff anxiety.
Ya, yang jelas stres itu buruk bagi mereka yang merasa stres itu buruk, tapi bagi mereka yang menganggap stres itu adalah hal yang wajar dan berbuat untuk mengelolanya, maka inilah yang akan membuat mental menjadi kebal dan tangguh (immun mentality).Â
2. Menerapkan perspektif job crafting dalam job desc.
Ya, job crafting adalah suatu proses perubahan perilaku yang dilakukan oleh karyawan untuk menyesuaikan karakteristik pekerjaan, baik itu secara fisik atau kognitif.
Yang tentunya juga dalam hal ini adalah sesuai dengan preferensi, keahlian, dan kebutuhan karyawan itu sendiri sehingga pekerjaan yang dilakukan menjadi lebih berarti, apapun posisi dan jabatan maupun jenis pekerjaan yang diemban adalah sangat berarti dan berperan bagi kantor.
Sehingga kamu bisa tetap berarti dan berguna di dalam sistem organisasi kantor, merasa berharga karena kamu menghargai apa yang diamanahkan sesuai job desc kamu.
3. Cobalah intip peluang internal transfer.
Ya, tentu saja hal ini boleh banget kamu terapkan, wajar kok kalau kamu mau cari pengalaman job desc baru di kantor.
Oleh karenanya sering-seringlah "kepo" untuk mencari peluang ini, siapa tahu kamu dapat kan, siapa tahu dengan kamu dapat job desc baru di internal kantor ini, kamu malah selamat dari kebijakan efisiensi dan efektifitasisasi yang diterapkan oleh kantormu.
-----
Jadi, enggak usah kepikiran yang enggak-enggak kalau di kantor kamu sedang menerapkan kebijakan efisiensi dan efektifitasisasi karyawan dan pekerjaan.Â
Daripada kamu jadi dihantui kondisi psikologis layoff anxiety yang lama-lama bisa membuat kamu kena mental, lebih baik kamu optimis dengan tetap semangat.
Coba saja terapkan apa yang sudah penulis ulas dalam artikel ini, niscaya kamu bisa setidaknya untuk optimis tentang posisimu maupun pekerjaanmu.
Demikian artikel ini, semoga bermanfaat.Â
Artikel ke 108 tahun 2023.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H