Padahal sejatinya, politik yang berjiwa adalah politik yang beretika dan beradab, memiliki konsensus mengedukasi dan mengabdi kepada publik.
Tapi pada faktanya politik di negeri ini hanyalah soal kekuasaan belaka, sehingga kompetisi untuk mendapatkan kekuasaan membuat para elite politik akhirnya menghalalkan berbagai cara untuk memperoleh kekuasaan.
Kompetisi politik merupakan sesuatu yang wajar dan logis, namun sebenarnya bukanlah berarti pula para politikus mesti menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kekuasaan tersebut.
Akhirnya dampaknya apa, ya jelas saja menciderai demokrasi dan menambah penilaian minor, skeptisme, dan pesimisme publik tentang politik.
Lalu yang jadi pertanyaannya adalah, bisakah dengan sudah sebegitu mendarah dagingnya politik dengan budaya politik yang tak beretika dan beradab serta menghalalkan segala cara ini diperbaiki?
Bila melihat dan menilai realita dunia panggung perpolitikan Indonesia sampai saat ini, sepertinya masihlah sulit untuk menemukan politik yang berjiwa, beretika dan beradab.
Sehingga entahlah, hanya dari para politikusnya sendirilah yang bisa menyadarinya sendiri, tapi kalau melihat bagaimana kotornya perhelatan politik di negeri ini, sepertinya masih jauh panggang dari api, dan entah sampai kapan panggung politik yang berlangsung sampai saat ini berubah ke arah yang lebih baik lagi.
Tapi setidaknya optimisme agar ke depan keberadaban dan keberetikaan politik di negeri ini jadi lebih baik lagi, tetaplah menjadi harapan bersama. Semoga saja bisa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H