Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Haruskah Politik dan Kekuasaan Diracuni oleh sadisnya "Pembunuhan Karakter"?

24 Desember 2020   17:54 Diperbarui: 24 Desember 2020   17:59 516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jangan coba-coba melawan penguasa, karena bisa dilihat di lapangan, nasib para penentang UU Cipta Kerja yang silam, dibungkam, bahkan ada yang ditangkap dengan segala tuduhan.

Satu contoh penjabaran tersebut masihlah satu di antara sekian banyaknya gejala-gejala yang mulai sangat terasa sekarang ini.

Secara perlahan ternyata pemerintahan Jokowi yang sedang berkuasa saat ini, sudah mulai terasa mengadopsi, cara-cara pembunuhan karakter ala Rezim Orde Baru dalam rangka membungkam dan menghancurkan reputasi bila tidak sejalan dengan pemerintahan.

Bahkan sebenarnya, kalau ditilik lebih mendalam lagi, tidak hanya soal menerapkan cara-cara pembunuhan karakter saja.

Belakangan ini rasa-rasanya, gejala keotoriteran pemerintahan Jokowi juga sudah mulai nampak dan hampir-hampir mulai mengadopsi cara Rezim Orde Baru berkuasa.

Secara umumnya dari pandangan Ipoleksosbudhankam gejala atau praktik pembunuhan karakter ini sebenarnya sangat rentan dan berpotensi membahayakan negara.

Apalagi hingga berlangsungnya dua periode pemerintahan Jokowi ini, polarisasi rakyat yang jadi korban kecelakaan kesumat dendam politik masih terbentuk.

Aroma polarisasi rakyat masih meniupkan ujaran kemurkaan, yang memicu dan menyuburkan letupan-letupan kebencian, akibat terpendamnya kesumat dan dendam politik.

Ditambah lagi, kalau melihat bagaimana jalannya kekuasaan pemerintahan Jokowi yang sudah mulai terasa aneh dan ada gejala otoriter ini, bukan tidak mungkin rakyat yang dahulunya ataupun sebelumnya secara taklid buta mendukung pemerintahan Jokowi, justru berbalik beralih menentangnya.

Nah, kalaulah pemerintahan Jokowi sebagai pemerintah yang sedang berkuasa saat ini tidak segera mengambil sikap bijak dan elegan, bisa saja suatu saat terjadi ledakan amarah rakyat, persatuan dan kesatuan bangsa bisa akan pecah berantakan.

Sebab, Warganegara lah yang merasakan secara realita di lapangan, bagaimana jalannya pemerintahan yang berkuasa itu, lebih berpihak kepada rakyat kah ataukah berpihak pada kepentingan politik ataupun kepentingan tertentu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun