Umumnya yang sering terjadi itu adalah, miss komunikasi karena kurangnya koordinasi, atau sebaliknya sering terjadi miss koordinasi karena kurangnya komunikasi.
Di sinilah letak penting dari unjuk gigih tersebut, sehingga karyawan harus mengupayakan dengan sebaik-baiknya, bagaimana seharusnya melakukan koordinasi dan komunikasi internal ini agar tidak terjadi kesalahpahaman tersebut.
Seperti misal, menambah wawasan tentang teknik komunikasi organisasi, mendalami bagaimana hirarki berkomunikasi dan berkoordinasi, dan semacamnya, yang tentunya kesemuanya ini haruslah di back up dengan atitude yang baik.
3. Tunjukan kegigihan mentalitas.
Unjuk gigih dalam hal mentalitas di sini artinya, karyawan harus memiliki endurance power berkaitan dengan mentalnya atau dengan kata lainnya, memiliki mental yang tangguh dan mumpuni serta berdaya tahan yang tahan banting.
Maksudnya juga di sini, agar karyawan jangan sedikit-sedikit ada yang nggak nyaman langsung baperan, ada yang nggak enak sedikit langsung dibawa ke hati, langsung nggak betah di kantor hingga menghakimi diri terkait ketidakmampuan.
Jadi, dalam hal ini, mentalitas yang kuat harus dibangun dengan gigih, untuk mampu berdaya saing, berdaya juang, selalu memiliki motivasi dan semangat, serta tetap fokus dalam bekerja.
Nah, jika apa yang sudah Anda bangun dengan gigih ini dirasa sudah cukup, maka jangan pernah ragu, tetap percaya diri dan ambil kesempatannya, untuk mewujudkan unjuk kegigihan Anda selama berjuang tersebut, menjadi unjuk gigi yang sebenarnya.
Demikianlah kiranya sedikit pengalaman yang bisa penulis bagikan melalui artikel ini, bukan bermaksud mengajari, semoga dapat bermanfaat.
Salam hangat.
Sigit Eka Pribadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H