Semenjak didirikan, Kerajaan Kutai Kertanegara memang berkembang pesat, adalah Raja Aji Batara Agung Dewa Sakti yang membawa kerajaan jadi berkembang sangat pesat.
Raja Aji Batara Agung Dewa Sakti juga menjalin hubungan dagang, hubungan diplomasi dan hubungan yang sejenisnya dengan Singasari-Majapahit, Brunei, Sambas, Sukadana, Campa, Kamboja, Siam, dan Cina.
Hubungan yang telah dijalin ini terus dilanjutkan dan dipelihara oleh para penerus tahta Raja Aji Batara Agung Dewa Sakti.
Pengaruh Kerajaan Singasari di Kutai, Kalimantan Timur.
Pengaruh Kerajaan Singasari dimulai ketika Raja Kertanegara singgah di Muara Kaman dalam rangka ekspedisinya ke luar Jawa.
Ekspedisi ini sebenarnya merupakan pelaksanaan politik luar negeri kerajaan Singasari untuk menghadapi ekspansi Mongol di Asia Tenggara yang dilancarkan oleh Khubilai Khan.
Dalam ekspedisinya, Raja Kertanegara bersama pasukannya dan para bangsawan Singasari singgah di Kerajaan Kutai Tepian Batu, sekaligus juga sambil istirahat sejenak, memperbaiki kapal dan menambal layar yang sobek saat mengarungi lautan.
Oleh karena itu, tempat mereka istirahat ini kemudian disebut juga sebagai daerah Jahitan Layar, dekat dengan Tepian Batu (Kutai Lama).
Dalam persinggahan itu salah seorang bangsawan Kerajaan Singasari menikah dengan putri Raja Aji Batara Agung Dewa Sakti, kemudian bersama-sama mengembangkan kerajaan tersebut dan sejak itu juga kerajaannya diberi nama Kerajaan Kutai Kertanegara.
Kemudian dalam perkembangan selanjutnya Kerajaan Kutai Kertanegara ternyata mampu menundukkan Kerajaan Kutai Mulawarman Martapura, kerajaan yang pertama kali di dirikan oleh Raja Kundungga dan raja terkenalnya yang bernama Raja Mulawarman.
Sehingga di sinilah yang pada perkembangannya, sesuai dinamika perjalanan seiring waktu, Kerajaan Kutai Kertanegara menjadi Kerajaan Kutai Kertanegara Martapura.