"Assalamualaikum putra kembarku, masya allah sungguh indah ciptaanmu ini yaa Rabb,Nak ini mamah dan ini ayah" ucap kakaku saat kembar berada dipangkuannyaÂ
"alhamdulillah ya Rabb terimakasih atas nikmat mu yang kau berikan kepada kami, terimakasih istriku sudah mau berjuang untuk anak anak kita. Ini adalah hadiah terindah yang pernah aku dapatkan,sekali lagi terimakasih istriku".ucap iparku disertai senyum manis yang terpantri diwajahnya
Kala itu keluarga kami sangat berbahagia terlebih lagi kakaku dan kakak iparku yang sudah resmi menyandang gelar sebagai orang tua.
Langit tak selamanya biru,begitupun hidup tak selamanya mulus.Akan ada lika liku yang dialami oleh semua manusia.Muncul kekhawatiran dari benak hati kakakku kepada kedua bayi kembarnya,dia sempat merasa takut bila kejadian masa lalu neneknya akan terulang kembali pada dirinya ,neneknya sama memiliki bayi kembar tetapi salah satu bayinya meninggal.Tetapi kekhawatiran tersebut tersadarkan bahwa semua takdir sudah ditentukan oleh sang maha Kuasa.Hingga seiring berjalannya waktu kekhawatiran itu sedikit mereda.
Angin sepoi-sepoi merasuk kedalam sekujur tubuh ,langit begitu mendung hanya ada gelap dan seberkas cahaya dari tepi-tepi sudut.Pada malam hari terdengar suara ribut dari kamar kakakku
"Mah,Pah,ayah,Sifa semuanya kesini, ade kafka mah pah..."
Ucap Kakaku sambil tergesa - gesa.
Semua orang yang ada dirumah langsung menghampiri kamar kakakku
"Ada apa teh?de Kafkha knp?"ucap sifaÂ
"iyh knp?"Â
"ini mah dari tadi aku khawatir sama kondisi Kafka dia terlihat meringgis kesakitan saat batuk-batuk"ucap Kakaku sambil menangis