"Loh, apaan sih? Nih ya Ran, lo yang jelas-jelas nabrak gw pas lagi bawa indomie. Mana bisa gw ambil dompet lo." Bantahku.
Tiba-tiba guru fisikaku datang "Ada apa ribut-ribut?" Tanya bu Elisabeth dengan nada yang cukup mengintimidasi. Mateng, tadi bu Elisabeth denger ga ya aku ngomong "gw"? Biarpun beliau guru fisika, tapi beliau tuh tegas banget soal bahasa. Randy menjawab "ini bu, si Chelsea ngambil dompet saya dan tidak mau ngaku."
Hah? Yang bener aja?! Ini cowok kenapa si?
"Loh, tidak bu. Bukan begitu-" Aku berusaha menjelaskan tapi bu Elisabeth sudah terlanjur marah dan ia menyuruhku untuk keliling lapangan 10×
Tentu saja, sebagai murid aku tidak punya pilihan lain. Bu Elisabeth tidak mau mendengar ceritaku, jadi apa boleh buat. Ini semua karena si Randy, gajelas banget, deh. Hari ini jadi hancur gara-gara dia. Aku begitu kesal sampai aku tanpa sadar mengacak-acak rambutku sendiri sebelum kemudian menghela napas. Sehabis aku berkeliling lapangan 10× aku pun jalan balik ke kelas meski sambil terengah-engah dan ternyata pelajaran terakhir sudah selesai. Beberapa murid bahkan sudah pulang.Â
Aku pun duduk sebentar untuk mengatur napas. Ella tiba-tiba datang dan berkata "Chel, kamu gapapa? Tadi ternyata dompet Randy keselip di tasnya."
Tuhkan! Bener-bener deh tu cowok. Ga tahu diri banget, ga minta maaf lagi. "Aku gapapa, kok El."
"Ohh, yaudah aku duluan ya.. udah dijemput soalnya" Balas Ella. Aku melambaikan tanganku ke arahnya.
"Eh, eh, kok muka lu merah gitu sih Cil?" Ledek Randy. Serius? Jelas-jelas karena kamu, malah nanya. "Berisik. Lagian ini semua gara-gara lo." Balasku. Aku sudah tidak tahan, jadi aku langsung menyambar pergi dari hadapan si Randy.
Tahun demi tahun berlalu, sekarang Rabu, 2 Oktober 2024 pukul 17.35. Aku kerja di sebuah perusahaan besar sebagai asisten CEO dan guess what? Randy juga kerja di perusahaan yang sama kayak aku. Tapi plot twistnya lagi, kita sekarang malah jadi temen akrab. Yah, kadang kita makan siang bareng, saling ngechat, dll. "Iya Ran, nanti meetingnya jam 2 ya. Tolong ingetin yang lain."
"Okee, bos" balas Randy.