Mohon tunggu...
S Eleftheria
S Eleftheria Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Literasi

***NOMINEE BEST IN FICTION 2023 dan 2024*** --- Baginya, membaca adalah hobby dan menulis adalah passion. Penyuka hitam dan putih ini gemar membaca tulisan apa pun yang dirasanya perlu untuk dibaca dan menulis tema apa pun yang dianggapnya menarik untuk ditulis. Ungkapan favoritnya, yaitu "Et ipsa scientia potestas est" atau "Pengetahuan itu sendiri adalah kekuatan", yang dipaparkan oleh Francis Bacon (1561-1626), salah seorang filsuf Jerman di abad pertengahan.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Pelajaran dari Para Filsuf Klasik tentang Ketidakpedulian terhadap Opini Orang Lain

4 Januari 2025   12:53 Diperbarui: 4 Januari 2025   12:53 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi jangan terlalu peduli dengan pendapat orang lain | Sumber Gambar Pixabay.com. 

 (Arthur Schopenhauer, The Wisdom of Life, Chapter IV).

Epictetus: Filsuf Stoa dan Ketidakpedulian terhadap Pendapat Orang Lain

Sekarang, mari kita beralih ke filsuf berikutnya yang percaya bahwa kita tidak seharusnya terlalu menekankan pendapat orang lain, yaitu Epictetus.

Suatu ketika, Epictetus bertemu seorang pria malang yang mencoba meyakinkan orang-orang di sekitarnya bahwa ia tidak pantas mendapatkan belas kasihan mereka. Pria itu mencoba mengajari mereka bahwa mereka mengasihani hal-hal yang seharusnya tidak mereka kasihani, seperti kemiskinan dan kurangnya status, dengan menyatakan bahwa hal-hal tersebut tidaklah buruk. Namun, Epictetus dengan cepat menunjukkan bahwa upaya meyakinkan orang tentang kebaikan dan kejahatan adalah upaya yang sia-sia; bahkan Zeus pun tidak bisa melakukannya, jadi mengapa ia mencobanya?

Namun, pria itu ingin orang-orang ini mempunyai pendapat yang lebih baik tentang dirinya. Jadi, jika ia tidak bisa meyakinkan mereka untuk tidak mengasihani ia karena miskin dan berstatus rendah, mungkin ia bisa berpura-pura menjadi orang berstatus tinggi untuk mendapatkan persetujuan mereka. Tetapi Epictetus mengingatkannya tentang cara yang diperlukan untuk mencapai fasad ini: Ia harus meminjam sekelompok budak, memiliki beberapa barang mewah, dan sering memamerkannya. Ia harus bertingkah laku kaya dan terhormat, makan malam dan bergaul dengan orang-orang kelas atas, berusaha meniru cara mereka---semua upaya itu hanya untuk menghindari rasa kasihan dan penghinaan.

Epictetus menjelaskan kepadanya betapa absurdnya mencoba meyakinkan orang lain tanpa meyakinkan satu-satunya orang yang benar-benar dapat diyakinkan: dirinya sendiri. Hanya pendapat, pengejaran, dan sikapnya sendiri yang berada dalam kendalinya. Satu-satunya cara untuk berhenti menderita kesakitan dan kekacauan (dalam hal ini, karena orang-orang memandang rendah dirinya) adalah dengan melepaskan hal-hal yang berada di luar jangkauan tujuan moral, dengan kata lain, di luar kendalinya, dan mengesampingkannya.

Epictetus memberi tahu pria itu. "Kalau begitu, pendapat orang lain tentang Anda termasuk dalam golongan apa? Apa yang berada di luar lingkup tujuan moral---jadi, itu tidak berarti apa-apa bagi Anda? Tidak ada."

Apa yang orang lakukan dan pikirkan pada akhirnya berada di luar kendali kita. Dan menurut Epictetus, hal-hal seperti itu seharusnya tidak menjadi perhatian utama. Pandangan filsuf Stoa ini berharga dalam masyarakat saat ini, yang ditandai dengan kemarahan, orang-orang yang mudah marah, dan kurangnya toleransi terhadap "orang lain".

Orang-orang sering bertengkar, sering kali secara anonim, karena pandangan yang berbeda. Ada yang berusaha memaksakan pandangan mereka kepada orang lain, ada yang melontarkan hinaan dan celaan, dan ada pula yang merasa sangat tersakiti oleh gagasan lawan politiknya. Tapi jujur saja: bukankah kita membuang-buang waktu?

Ralph Waldo Emerson: Filsuf Kemandirian dan Jalan Autentik

Filsuf berikutnya sangat bersemangat tentang ketidaksesuaian dan pentingnya mengikuti jalan hidup yang autentik: Ralph Waldo Emerson.

Ralph Waldo Emerson adalah seorang filsuf transendentalis Amerika, yang juga dikenal sebagai pembela individualisme dan pemikiran kritis. Dalam esainya yang terkenal, Self-Reliance (Kemandirian), Emerson menyerukan kepada individu untuk memercayai diri mereka sendiri ketika memilih jalan hidup mereka. Menurut Emerson, kita harus menghindari tunduk pada penilaian dan harapan orang lain karena menilai pendapat orang lain secara berlebihan hanya akan menghalangi kita untuk hidup secara autentik.

"Meniru adalah bunuh diri," kata Emerson. Itu berarti bahwa dengan meniru orang lain dan menyesuaikan diri dengan norma-norma masyarakat, kita sebenarnya membunuh individualitas dan potensi unik kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun