Mohon tunggu...
S Eleftheria
S Eleftheria Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Literasi

***NOMINEE BEST IN FICTION 2023*** --- Baginya, membaca adalah hobby dan menulis adalah passion. Penyuka hitam dan putih ini gemar membaca tulisan apa pun yang dirasanya perlu untuk dibaca dan menulis tema apa pun yang dianggapnya menarik untuk ditulis. Ungkapan favoritnya, yaitu "Et ipsa scientia potestas est" atau "Pengetahuan itu sendiri adalah kekuatan", yang dipaparkan oleh Francis Bacon (1561-1626), salah seorang filsuf Jerman di abad pertengahan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Hari Marlina Tidak Pernah Istimewa

1 September 2024   05:24 Diperbarui: 1 September 2024   19:16 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seorang perempuan yang tidak pernah merasakan hari istimewa | Sumber gambar pixabay

Namun, semuanya perlahan berubah. Ada jeda dingin di antara mereka. Masing-masing menyibukkan diri, seakan-akan berusaha melupakan takdir yang tidak bisa berubah. Seumpama daun-daun gugur dan mengering, terbawa angin entah ke mana, mereka sempat kehilangan arah dan tujuan, meski kembali menemukan jalan pulang.

"Jika saja kau jujur tentang hal itu sejak awal, aku akan mengerti, Jose."

"Maafkan aku. Aku hanya takut kau akan pergi."

"Kita selalu bertengkar tentang kesibukan kita."

"Apakah karena alasan itu kau ingin pergi?"

"Apa yang kau inginkan? Kau pun tidak pernah tahu apa yang kau inginkan. Kita orang yang sama setiap hari."

"Tolong, jangan pergi, Mar."

"Entahlah ...."

Pagi, Marina mengenakan kalung indah pemberian Jose, lalu menatap dirinya di cermin. Ia mengingat perkataan Jose bahwa bunga masih tetap cantik, meski musim berbunga telah lewat dan mengalami banyak perubahan.

Marina menghampiri Jose yang termenung di taman belakang dan terlihat seperti pahatan patung bersedih.

"Ke mana kau akan pergi, Mar? Berapa lama?" tanya Jose. Suaranya serak dan matanya memelas sedemikian rupa, mirip seorang pejalan yang kelelahan dan tersesat, lalu mencari haluan dan kepastian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun