Teman-temannya, bersama pasangan dan sebagian mengajak anak-anak mereka, memenuhi ruang tamu yang dihiasi balon warna-warni, pita-pita, dan sebuah spanduk besar bertuliskan "Selamat Ulang Tahun."
Marlina terpaku. Bagaimana mereka semua bisa datang ke rumah? Tidak ada kendaraan yang terparkir di luar, bahkan suasana pun sepi ketika ia pulang. Mungkinkah mereka datang dengan kendaraan sewaan? Apakah semua ini gagasan Jose? Pertanyaan-pertanyaan itu memenuhi pikirannya.
Jose segera memeluknya dan menjadi orang pertama yang mengucapkan selamat meski ia sudah mengucapkannya saat bangun tidur. Jose tahu, Marlina tidak suka perayaan ulang tahun, lebih suka sederhana tanpa keramaian, tetapi sesekali meriah dan berbeda, mungkin Marina bisa berubah sikap, setidaknya menghargai usaha yang telah ia lakukan.
Marina kikuk dan beralasan ingin meletakkan barang-barang belanjaan di dapur, kendati sebenarnya ia ingin segera masuk ke kamar dan menangis.
Ia menumpahkan tangisan tanpa suara. Tangisan yang bercampur antara sedih dan haru. Usianya telah mencapai empat puluh dua tahun dan ia telah melewati empat belas tahun pernikahan bersama Jose. Ia merasa kehidupannya sudah terlalu tua untuk berhura-hura.
Dari jendela kaca kamar, Marlina melihat semua bergembira di taman belakang. Anak-anak berlarian, tertawa-tawa, dan bermain. Bagaimanapun, pemandangan itu telah membuat hatinya sedikit lebih ringan.
Saat melihat Jose yang juga ada di sana, melayani tamu dengan ramah dan perhatian, Marlina sesungguhnya mengucap rasa syukur bahwa seseorang masih peduli untuk merayakan harinya, meski tidak dengan cara yang ia inginkan.
Setelah berganti pakaian dan mempercantik diri dengan sedikit bedak dan gincu merah, Marlina kemudian keluar kamar dan turut bergabung bersama teman-temannya.
"Jose sungguh beruntung bisa bersamamu, Marlina," ujar seorang temannya di hadapan Marlina dan Jose.
"Mungkin sebaliknya. Jose selalu penuh kejutan setelah kami menikah." Marlina melirik sekilas ke arah Jose.
"Aku berharap kekasihku pun akan memberikan kejutan setelah kami menikah." Teman Marlina berujar lagi.