Aku memberitahukan rencana kepulanganku kepada Emily. Tidak ada kata-kata yang keluar dari mulutnya, selain bibirnya yang meregang dalam senyuman tipis.
"Maukah melakukan sesuatu bersamaku sebelum pulang?" pintanya.
Aku mengangguk. Maka, kami pun merencanakan sesuatu yang dia maksud.
Pada malam ketika semua orang sibuk beradu mimpi, kami berhasil menghindari deteksi, melompati rintangan, dan merasa seakan-akan kamilah penguasa rumah sakit ini karena stoples kaca bening yang berisi ikan kecil di ruang pengelolaan kesehatan telah berhasil kami curi. Lucu saja, mengapa kami sampai puas melakukan kejahatan kecil ini.
Kami lalu menuju kamar mandi dan Emily memindahkan ikan itu ke dalam bak. Jemari tangan Emily sesekali mengikuti pola tingkah ikan kecil itu yang lincah berenang ke sana kemari.
"Lihatlah! Ikan ini tampak senang sekali di tempat baru." Saat mengatakan itu, mata Emily memancarkan binar.
"Suatu saat nanti, kamu pun bisa mendapatkan tempat yang lebih baik, Emily."
"Aku tidak tahu, apakah lebih baik atau tidak. Mungkin sama seperti ikan ini, apakah ia lebih baik ada di dalam wadah kacanya atau lebih baik keluar. Tapi, kupikir-pikir, sebaiknya ikan ini kembali ke wadah kacanya."
Emily lantas menangkap ikan kecil itu dan memasukkannya kembali ke stoples kaca bening.
Aku melihat binar mata Emily tiba-tiba meredup. Seketika, entah apa yang dipikirkannya, dia menjatuhkan stoples kaca itu. Suara kaca pecah menggema di udara. Ikan yang tadinya berenang dengan damai, kini menggelepar di lantai.
"Emily! Apa yang kamu lakukan?"