Mohon tunggu...
S Eleftheria
S Eleftheria Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Literasi

***NOMINEE BEST IN FICTION 2023 dan 2024*** --- Baginya, membaca adalah hobby dan menulis adalah passion. Penyuka hitam dan putih ini gemar membaca tulisan apa pun yang dirasanya perlu untuk dibaca dan menulis tema apa pun yang dianggapnya menarik untuk ditulis. Ungkapan favoritnya, yaitu "Et ipsa scientia potestas est" atau "Pengetahuan itu sendiri adalah kekuatan", yang dipaparkan oleh Francis Bacon (1561-1626), salah seorang filsuf Jerman di abad pertengahan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Eksperimen Tanpa Akhir

11 Agustus 2024   05:55 Diperbarui: 16 Agustus 2024   02:40 532
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi eksperimen tanpa akhir | Sumber gambar: Pixabay/sabrinabelle

Aku dan Emily saling bersinergi. Mungkin saja bagi Emily, aku pun merupakan satu-satunya orang di rumah sakit ini yang mampu memahami keberadaan dirinya di sini. Bisa saja demikian, bukan?

Pertemananku dengan Emily kuceritakan kepada David, saat tunanganku itu datang pada hari ketiga puluh lima. Beruntungnya, aku mendapatkan hak istimewa menerima tamu dan diperbolehkan berjalan-jalan dengan David di area taman di luar gedung.

"Emily menghabiskan hari-harinya di sini bersamaku. Aku tidak percaya dengan semua hal tentang keinginannya untuk bunuh diri atau juga dia yang mengalami depresi berat."

"Apa yang terjadi pada Emily mungkin sangat buruk. Dia sakit."

"Tapi aku tetap tidak percaya dia sakit."

"Aku tahu dia seperti saudara perempuanmu. Tapi kamu tidak tahu apa-apa dari apa yang sekadar kamu dengar darinya."

Ya, mungkin saja David benar, sebab kemunculan Emily pun membubuhkan tanda tanya besar bagiku.

Kami lalu membicarakan hal lain, termasuk kondisiku pada eksperimen ini. Mengenai syarat pembebasanku, kukatakan kepada David bahwa aku sudah bertindak normal dan mengaku tidak lagi mengalami halusinasi tambahan kepada pihak rumah sakit.

"Kamu luar biasa, Theri. Sudah waktunya eksperimen ini berakhir. Aku telah menemui Dokter Haris. Tiga empat hari ke depan, secepatnya, aku akan mengurus berkas pembebasanmu dan membawamu pulang."

"Betulkah?" 

Kami terus berjalan-jalan dan berbincang-bincang. Tanpa sadar, aku dan David telah berada di bagian lain di dinding rumah sakit yang sepi. David tiba-tiba memelukku dan mengecup keningku. Selepas itu, kami bercumbu sesaat. Aku menikmatinya. Inilah bagian dari kewarasan hidup yang aku suka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun