"Tuan Haris, saya yakin Anda menyadari kalau Nyonya Emily mengalami cedera di kepalanya dan itu terjadi sebelum benturan jatuh. Kami telah memeriksa kamarnya dan tidak ada pagar atau benda lain yang bisa melukai dirinya sendiri saat jatuh turun. Jadi, Nyonya Emily pasti diserang. Satu hal, sebelum telepon dan laporan forensik, ada fakta yang telah mengungkapkan bahwa tongkat golf yang ditemukan di kamar istri Anda berisi sidik jari Anda."
"Apa? Sidik jari saya di benda itu karena saya sering menggunakannya bermain golf. Kita tinggal di rumah yang sama tidak berarti saya mengambil nyawa istri saya. Anda tidak bisa menangkap saya. Saya tidak melakukan apa apa."
"Saya rasa kita sudah menemukan pembunuhnya, Pak Polisi. Tunggu apa lagi?" Jonathan geram dan dia seperti puas ketika pelaku pembunuhan mengarah ke Haris.
"Anda tidak bisa menuduh saya sembarangan, Jonathan!"
"Jangan bertengkar! Sebentar lagi kita menunggu Detektif Marsal menjelaskan semuanya. Sebaiknya kalian semua diam."
Waktu telah menunjukkan pukul tujuh malam. Semua penghuni rumah tegang. Mereka saling mencurigai satu sama lain. Detektif Marsal mulai berbicara.
"Baiklah," katanya, "sebelum menangkap siapa pun, yang ingin saya biarkan, Anda semua telah memberikan kesaksian tentang apa yang terjadi malam itu. Malam ini saya akan memberitahukan semua apa yang sebenarnya terjadi."
"Tuan Haris, katakan dengan jujur, apa alibi Anda malam itu?"
"Sa-saya bersama Siena," jawab Haris. Meski malu, setidaknya pengakuannya itu membebaskannya dari tuduhan.Â
"Tidak. Dia berbohong, Pak. Saya sedang tidur di kamar saya di bawah. Saya tidak pernah ke kamar Tuan Haris." Siena menyangkal.
"Tidak Siena, Tuan Haris telah mengatakan yang sebenarnya."