Sentimentalitas dianggap memiliki rasa kesetiaan dan komitmen yang kuat terhadap hal-hal yang kita sayangi di masa lalu. Namun, terkadang menjadi sentimental bisa menjadi alasan yang dibuat-buat untuk mempertahankan hal-hal dari masa lalu yang seharusnya sudah kita lepaskan sejak lama, baik benda, orang, maupun tempat.
Saat terjebak dalam lingkaran nostalgia, kita tidak dapat beradaptasi dengan situasi atau keadaan baru yang dapat menyebabkan kita kehilangan kesempatan untuk berkembang atau maju. Tidak apa-apa kita mengenang apa yang telah hilang, tetapi tidak boleh membiarkan kenangan itu terus menghalangi kita membuat hal baru.
Nah, sifat positif dan karakter negatif terkadang sulit dibedakan karena keduanya cenderung memiliki perilaku yang sama. Jika terdapat kekeliruan, itu seharusnya mendorong kita untuk menyadari motivasi di balik tindakan kita tersebut. Dengan demikian kita bisa merefleksi diri lebih baik dalam bersikap dan bukan mengejar kekuatan kita yang justru merupakan kelemahan kita untuk tetap melakukannya.
-Shyants Eleftheria, Life is a Journey-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H