“Jika berlebihan, maknanya bisa berubah menjadi kepalsuan.”
“Aku tahu.”
“Ingin kucarikan bunga lain?”
“Tidak, aku suka lily.”
“Apa kau baik-baik saja, May?”
“Ya.”
“Ceritalah.”
“Aku baik-baik saja, Nat.”
“Jangan terlalu naif dalam hidup, May.”
Aku tidak menampik apabila Nat mempunyai pikiran untuk menghujatku dengan kata “naif”. Ya, mungkin aku terlalu naif, sangat naif, bahkan untuk mengenal diriku sendiri.
Aku juga belum bisa mengenal pasangan hidupku. Diamnya yang sejak awal kuanggap sebagai hal biasa, justru tidak memberiku ruang untuk mengetahui lebih dalam tentang sesuatu yang tersembunyi darinya.