Repotnya kata pimpinan tetap melekat meski yang bekerja anggota pimpinan yang lain dan dia diam. Meski sudah dibagi di dalam diskripsi tugas, tetapi tetap tidak jalan. Maka di kala itu ketua atau pemimpin pertama harus tekun, santun dan tegas. Mesti ambil alih.
Buya Zam yang lahir di Batang Kapas 6 April 1954 ini adalah salah seorang yang bergumul di dalam panorama kemimpinan Muhammadiyah di daerahnya. Integritas kepimpinan beliau terlukis dalam apa yang dilakukannya. Kepandaiannya berkomunikasi, kesantunan dalam bertutur, dan kokohnya di dalam prinsip, menjadi catatan khusus.
 Maka pantaslah banyak agenda wilayah yang ditawarkan ke Daerah, di antaranya beberapa ditempatkan di Pesisir Selatan. Itu semua menuai sukses. Misalnya, Rapat Pimpinan Muhammadiyah Sumbar, 6-8 Oktober 2017.
Dihadiri dan menjadi peserta semua 19 PDM se-Sumbar dan PCM Se-Pessel serta tokoh Muhammadiyah, Aisyiyah dan Ortom Sumbar serta PP Muhammadiyah. Mereka tumpah di kompolek atau kampus Madrasah Aliah dan Tsanawiyah Lakitan.
 Di samping acara pokok, pada waktu itu sekaligus menggali dan meningkatkan literasi dan sejarah lokal Muhammadiyah di Pessel. Di antaranya menganugrahkan penghargaan kepada 6 tokoh pergerakan Muhammadiyah di Pesisir Selatan sejak masa awal sampai paling baru.
Tokoh penggerak masa lalu Muhammadiyah Pesisir Selatan menerima penghargaan PWM diwakili keluarga almarhum dan almarhumah. Buya Zam, ke 6 dari kanan, di antara Goodwil dan Shofwan Karim (Foto: Miangkabau News/RI)
Di antara mereka adalah Buya Samik Ibrahim, Buya Marifat Umar Sutan Ibrahim, Buya Munaf Malin Kayo, Buya Ilyas Maksum, Buya Muhammad Yatim Nurdin dan Numilus Ishak.
Pada Rapim ini juga digelar tablig akbar. Pengkajian ketarjihan dengan tema penyelenggaraan jenazah sebelum dan sesudah dikuburkan serta tanya jawab tim Majlis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Barat. Dari Pimpinan Pusat hadir Buya Drs.H.M. Goodwil Zubir.
Kepandaian menakhodai "kapal" kolektif-kolegial Buya Zam serta komunikasi multi-lateral, bertambah terkesan. Misalnya kolaborasi Muhammadiyah dan Pemkab Pessel serta Majelis Taklim Pessel yang dipimpin Ibu Lisda Hendra Joni yang mendatangkan Buya Drs. H. M Goodwill Zubir PP Muhammadiyah, serta Ustadz Kondang Soleh Mahmud (Solmed) menjadi pentaushiah. Pada waktu itu merayakan Milad Aisiyah ke-104 di Painan.
Hajat itu menjadi momentum mempertahankan dan meningkatkan terus bangkitnya 'Aisyiyah (22/7/2018). Hari itu diramaikan sekitar 6 ribu orang jamaah dari seluruh Sumbar. Bertempat di Masjid Raya Painan. Aisyiyah Wilayah memilih Painan sebagai pusat perayaan milad ke 104 itu setelah diyakinkan oleh PDA yang didukung penuh PDM yang berkolaborasi dengan pihak-pihak tadi.
Ada lagi yang lain. Ketika Covid-19 belum menjadi Pandemik Dunia, Musyawarah Wilayah (Musywil) XVI Pimpinan Wilayah (PW) Pemuda Muhammadiyah Sumbar resmi dibuka Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah Sunanto, SHI, MH.