Mohon tunggu...
shofiyya azmi
shofiyya azmi Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

long life learner

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Insomnia: Ancaman Tersembunyi bagi Kesehatan dan Produktivitas

21 Juni 2024   12:00 Diperbarui: 21 Juni 2024   12:11 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Insomnia adalah gangguan tidur yang ditandai oleh kesulitan memulai tidur, mempertahankan tidur, atau terbangun terlalu awal dan tidak dapat kembali tidur walaupun ada kesempatan untuk tidur yang memadai. Gangguan ini sering kali menyebabkan ketidaknyamanan atau gangguan dalam fungsi sehari-hari, seperti rasa lelah, mudah marah, dan sulit berkonsentrasi di siang hari.

Studi epidemiologi mengenai gangguan tidur masih jarang dilakukan di Indonesia. Menurut penelitian Nuraini dkk, prevalensi gangguan tidur pada generasi muda di Indonesia adalah 38% pada remaja perkotaan dan 37,7% pada remaja yang tinggal di pedesaan. Akan tetapi, penelitian ini menggunakan instrumen self-report dan metode cross-sectional.[1] Sementara itu menurut penelitian terbaru, prevalensi insomnia di Indonesia pada usia 19 tahun ke atas adalah 43,7%.[2]

Tidur merupakan kebutuhan dasar manusia yang sama pentingnya dengan makan dan minum. Tidur yang cukup dan berkualitas memiliki banyak manfaat bagi kesehatan fisik dan mental.

Manfaat bagi Kesehatan Fisik:

  1. Memperkuat sistem kekebalan tubuh: Saat tidur, tubuh memproduksi sel-sel darah putih dan zat kekebalan lainnya yang membantu melawan infeksi dan penyakit.

  2. Memperbaiki memori dan konsentrasi: Tidur membantu otak untuk memproses informasi dan menyimpan memori dengan lebih baik. Hal ini dapat meningkatkan kemampuan belajar, konsentrasi, dan membuat keputusan.

  3. Menjaga kesehatan jantung: Kurang tidur dapat meningkatkan risiko hipertensi, penyakit jantung, dan stroke. Tidur yang cukup membantu menurunkan tekanan darah dan menjaga kesehatan jantung.

  4. Menjaga berat badan: Tidur yang cukup membantu mengatur hormon nafsu makan dan menjaga berat badan ideal.

  5. Menyembuhkan luka dan tubuh: Saat tidur, tubuh melepaskan hormon yang membantu memperbaiki sel-sel dan jaringan yang rusak. Hal ini membantu tubuh sembuh dari luka dan penyakit dengan lebih cepat.

  6. Meningkatkan energi: Tidur yang cukup membantu tubuh merasa lebih segar dan berenergi di pagi hari.

Manfaat bagi Kesehatan Mental:

  1. Mengurangi stres dan kecemasan: Tidur membantu otak melepaskan hormon stres dan meningkatkan hormon yang membuat tubuh merasa rileks. Hal ini dapat membantu mengurangi stres, kecemasan, dan depresi.

  2. Meningkatkan mood: Tidur yang cukup dapat membantu meningkatkan mood dan membuat Anda merasa lebih bahagia.

  3. Meningkatkan kreativitas: Tidur membantu otak memproses informasi dengan lebih kreatif dan meningkatkan kemampuan memecahkan masalah.

  4. Meningkatkan kemampuan belajar: Tidur membantu otak menyimpan informasi dan memori dengan lebih baik, sehingga meningkatkan kemampuan belajar dan mengingat.

Durasi Tidur yang Dianjurkan

Durasi tidur yang ideal bervariasi dan tergantung pada usia seseorang, tetapi secara umum waktu tidur yang cukup untuk remaja (14-17 tahun) adalah 8-10 jam per hari dan dewasa 7-9 jam per hari.

Gejala Insomnia:

  • Sulit untuk merasakan kantuk dan tidak bisa tertidur.

  • Terbangun pada malam hari atau dini hari dan tidak bisa tidur kembali.

  • Merasa lelah, emosional, sulit berkonsentrasi, dan tidak bisa melakukan aktivitas secara baik pada siang hari.

  • Tidak bisa tidur siang meskipun tubuh terasa lelah. 

Penyebab Insomnia

Insomnia dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori utama:

1. Kebiasaan dan gaya hidup:

  • Jadwal tidur tidak teratur: Tidur dan bangun pada waktu yang berbeda-beda dapat mengganggu ritme sirkadian tubuh yang mengatur siklus tidur-bangun.

  • Kebiasaan sebelum tidur yang buruk: Penggunaan gawai sebelum tidur, paparan cahaya terang, lingkungan tidur yang tidak nyaman (panas, berisik, kasur tidak nyaman), dan aktivitas yang mengganggu pikiran sebelum tidur dapat mempersulit relaksasi dan persiapan untuk tidur.

  • Konsumsi kafein, alkohol, dan nikotin berlebihan: Zat-zat ini dapat mengganggu pola tidur. Kafein bersifat stimulan, alkohol meskipun membuat Anda merasa mengantuk nyatanya bisa mengganggu kualitas tidur, dan nikotin dapat mengganggu relaksasi.

  • Kurang olahraga: Kurangnya aktivitas fisik dapat membuat Anda mengalami kesulitan tidur nyenyak, tetapi olahraga yang dilakukan terlalu dekat dengan waktu tidur juga dapat mengganggu.

2. Kondisi kesehatan fisik dan mental:

  • Nyeri kronis: Rasa sakit kronis dapat membuat Anda sulit merasa nyaman dan tertidur nyenyak.

  • Gangguan pernapasan saat tidur (sleep apnea): Kondisi ini menyebabkan terhentinya napas selama beberapa saat ketika tidur sehingga mengganggu kualitas tidur dan menimbulkan rasa kantuk di siang hari.

  • Restless Legs Syndrome (RLS): Kondisi ini menyebabkan munculnya sensasi tidak nyaman pada kaki dan timbul keinginan untuk menggerakkannya sehingga dapat mengganggu tidur.

  • Depresi dan gangguan kecemasan: Kondisi kesehatan mental ini seringkali dikaitkan dengan insomnia. Gejala stres dan kecemasan dapat mengganggu tidur dan kurang tidur juga dapat memperburuk gejala kondisi kesehatan mental ini.

  • Gangguan hormonal: Perubahan hormonal yang terjadi pada wanita selama menopause atau sindrom pramenstruasi (PMS) juga dapat menyebabkan insomnia.

  • Kondisi medis lainnya: Beberapa kondisi medis lain, seperti penyakit jantung, tiroid, dan refluks asam lambung juga dapat mengganggu tidur.

3. Faktor genetik: Penelitian menunjukkan adanya kemungkinan faktor genetik berperan dalam risiko mengalami insomnia. Artinya, jika ada keluarga yang menderita insomnia, Anda mungkin memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalaminya.

4. Efek samping obat: Beberapa jenis obat dapat menyebabkan insomnia sebagai efek samping. Konsultasikan dengan dokter jika Anda mencurigai obat yang Anda konsumsi adalah penyebab kesulitan tidur.

Solusi dan Pengobatan Insomnia

Selanjutnya, ada berbagai solusi dan pengobatan untuk mengatasi insomnia tergantung pada penyebab dan tingkat keparahannya. Umumnya, dokter akan menyarankan pendekatan bertahap yang dimulai dari perubahan gaya hidup dan kebiasaan tidur yang sehat (sleep hygiene) sebelum beralih ke obat-obatan.

Perubahan Gaya Hidup dan Kebiasaan Tidur (Sleep Hygiene):

  • Tetapkan jadwal tidur yang teratur: Tidur dan bangun pada jam yang sama setiap hari bahkan di akhir pekan atau hari libur akan membantu mengatur ritme sirkadian tubuh Anda.

  • Ciptakan lingkungan tidur yang nyaman: Pastikan kamar tidur Anda gelap, tenang, sejuk, dan bebas dari gangguan.

  • Hindari kafein, alkohol, dan nikotin sebelum tidur

  • Olahraga secara teratur: Aktivitas fisik dapat meningkatkan kualitas tidur, tetapi hindari olahraga berat mendekati waktu tidur.

  • Relaksasi sebelum tidur: Lakukan aktivitas yang menenangkan sebelum tidur, misalnya mandi air hangat, membaca buku, atau latihan pernapasan.

  • Hindari penggunaan perangkat elektronik sebelum tidur: Cahaya biru dari layar elektronik dapat mengganggu produksi melatonin, yaitu hormon yang membantu mengatur tidur.

  • Terapi cahaya (light therapy): Paparan cahaya terang di pagi hari juga dapat membantu mengatur ritme sirkadian tubuh.

Terapi Perilaku Kognitif (CBT) untuk Insomnia:

CBT merupakan terapi psikologis yang efektif untuk mengatasi insomnia. Terapis akan membantu Anda mengidentifikasi dan mengubah pikiran dan perilaku yang mengganggu tidur Anda. Konsultasi dengan dokter diperlukan untuk mendapatkan diagnosis dan rekomendasi terapi yang sesuai.

Obat-obatan untuk Insomnia:

Obat tidur umumnya digunakan sebagai pengobatan jangka pendek untuk insomnia. Beberapa jenis obat tidur yang mungkin diresepkan dokter meliputi:

  • Zolpidem (Ambien): Berfungsi untuk mempercepat tidur dan membantu Anda tetap tertidur.

  • Zaleplon (Sonata): Bekerja dengan cara yang mirip dengan Zolpidem.

  • Eszopiclone (Lunesta): Membantu Anda untuk dapat tertidur lebih cepat dan meningkatkan durasi tidur.

  • Doksylamin (Unisom): Merupakan antihistamin yang memiliki efek samping rasa kantuk, tetapi efektivitasnya untuk mengatasi insomnia tidak sekuat obat tidur lainnya.

Penting untuk dicatat bahwa obat tidur memiliki efek samping dan berpotensi menyebabkan ketergantungan. Dokter akan mempertimbangkan kondisi kesehatan Anda secara keseluruhan sebelum meresepkan obat tidur.

Selain pengobatan di atas, beberapa terapi alternatif juga dapat dicoba untuk mengatasi insomnia, seperti: akupuntur, yoga, dan meditasi. Akan tetapi, anda perlu mengkonsultasikannya dengan dokter sebelum mencoba terapi alternatif untuk memastikan keamanannya.

Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk mengenali tanda-tanda insomnia dan jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter jika anda mengalami gejala di atas. Dokter dapat membantu Anda menemukan penyebab insomnia dan menentukan solusi pengobatan yang tepat untuk Anda. Menangani insomnia secara efektif dapat meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan. Tidur yang cukup dan berkualitas adalah kunci untuk meraih kesehatan fisik dan mental yang prima, serta produktivitas yang optimal.

Referensi:

16. Edison H, Nainggolan O. Hubungan Insomnia dengan Hipertensi. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan 2021;24:46--56. https://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/hsr/article/view/3579

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun