Judi patologis jelas mendorong prilaku impulsif seseorang, dari mencuri, berbohong, dan aneka kriminalitas demi untuk bisa berjudi. Sering kali pelaku juga melakukan kekerasan fisik kepada anggota keluarganya.Â
Dilansir dari berita Kompas, seorang pelaku judi online, pemuda 26 tahun yang kini menjadi warga binaan pemasyarakatan (WBP) di Rutan Kelas IIB Boyolali, Jawa Tengah, mengaku nekat beberapa kali menyolong kabel jaringan telekomunikasi untuk dijual demi modal bermain judi online. Ia ditangkap karena kedapatan mencuri kabel di kawasan Lanud Adi Soemarmo Solo, padahal ia sendiri juga adalah pegawai resmi suatu CV yang dikontrak oleh perusahaan jaringan telekomunikasi untuk tugas pemasangan, perbaikan, dan pemeliharaan jaringan secara rutin.Â
Pemuda ini mengaku sadar sejak awal akan bahaya judi online, namun ia kesulitan melawan rasa penasaran dan terus mencobanya. Ia merasa terjebak terus-menerus ingin bermain, terutama jenis slot.Â
"Saya juga bingung. Di awal-awal memang saya dapat [hadiah] lumayan. Tapi setelah itu, banyak zonk-nya. Tapi bagaimana ya? Ada rasa penasaran, tertantang, dan harapan. Kayak mau menang, padahal enggak," ungkapnya. Ia mengaku hampir setiap bulan pasti merugi karena bermain jdui online.Â
Para pemain yang sudah rugi ini tetap bermain karena menaruh harapan menang untuk mengejar balik modal. Tantangan ini yang sangat membuat mereka terikat dan sulit untuk berhenti.Â
Secara psikologis orang cenderung mudah mengingat hal yang pertama, misalnya pacar pertama, pergi ke luar negeri pertama sekali, pertama nonton bioskop, dan lain-lain. Demikian juga dalam berjudi, kemenangan pertama akan membawa kesan bagi pemainnya. Ketika seorang pemain judi, 'diberikan' kemenangan oleh bandar atau operator pertama sekali, sesungguhnya itu adalah jeratan yang akan menarik seseorang untuk memiliki keinginan untuk dapat mengulangi pengalaman menang seperti pertama kali tersebut.Â
Ketika seseorang semakin emosional dalam bermain judi, maka logikanya semakin menurun. Judi online memang dirancang dengan skema sedemikian rupa yang mampu menjerat emosi pemainnya.Â
Kemudahan judi online adalah perangkap terbesar
Mengapa judi online begitu marak dan cepat berkembang?
Ada faktor kemudahan akses, di mana seseorang dapat dengan mudah mengaksesnya melalui ponsel atau komputer pribadi, di mana saja, dan kapan saja. Dahulu orang yang mau berjudi harus datang langsung ke tempat atau pusat perjudian. Sekarang, semuanya ada dalam genggaman tangan.Â
Bahkan dengan modal yang sangat kecil, seseorang dapat berjudi online. Tidak heran masyarakat menengah dan menengah ke bawah yang kini banyak menjadi korban judi.Â