Judi patologis
Judi online tidak hanya merusak kantong, tetapi juga merenggut seluruh jiwa seseorang.Â
Judi baik konvensional maupun online sudah terbukti menyebabkan gangguan kejiwaan yang disebut pathological gambling atau judi patologis.Â
Judi patologis adalah gangguan pada psikis seseorang sehingga tidak mampu mengendalikan diri dari dorongan untuk berjudi, walaupun yang bersangkutan tahu konsekuensi negatif yang akan dialaminya. Menyedihkan bukan? Manusia menjadi kehilangan kontrol atas dirinya karena otaknya sudah mengalami gangguan.Â
Kecanduan atau adiksi judi termasuk adiksi perilaku (behavior addiction). Yang termasuk jenis adiksi perilaku selain judi adalah adiksi media sosial (internet), adiksi game online, adiksi pornografi, dan adiksi belanja online. Sedangkan adiksi alkohol, rokok, dan narkoba termasuk adiksi zat.Â
Sama seperti pada adiksi zat, sistem saraf di otak seseorang yang kecanduan judi online akan mengalami gangguan keseimbangan neurokimiawi otak dan gangguan regio otak.Â
Gangguan pada otak ini menyebabkan gangguan mental dan perilaku, yang meliputi kemampuan kontrol kognitif, gangguan dalam membuat keputusan, gangguan mengolah situasi menang/kalah dan hampir menang 'near miss', kesulitan belajar terbalik (reversal learning), kesulitan menemukan alternatif (alternation learning), dan menjadi terlalu berani mengambil risiko.Â
Kerusakan pola pikir atau kognitif terjadi pada pemain di mana mereka merasa bisa mengontrol permainan, namun sebenarnya itu hanyalah ilusi saja.Â
Seseorang yang sudah menderita judi patologis senantiasa merasakan dorongan yang kuat untuk berjudi dan bila ia mencoba untuk berhenti maka yang terasa adalah gelisah dan sensitif secara emosi.Â
Ia tidak peduli tabungan dan aset lainnya habis untuk berjudi. Ia tidak peduli tindakannya merusak kepercayaan keluarga dan juga relasi sosialnya. Yang selalu muncul di pikiran adalah sugesti pengalaman mendapatkan uang banyak dengan berjudi.Â
Judi patologis akan mengakibatkan gangguan cemas (ansietas) yang bila tidak ditangani secara cepat dan tepat akan menjadi gangguan depresi, hingga gangguan psikotik, dan sampai tindakan bunuh diri.Â