Toksin emetik dalam jumlah besar pernah dilaporkan berasosiasi dengan kerusakan organ hati dalam waktu yang cepat yaitu hanya dalam waktu beberapa hari dan minggu (hepatitis fulminan).Â
Orang-orang lanjut usia dan pasien dengan pH lambung yang lebih rendah (lebih asam) lebih rentan terhadap sindrom diare yang lebih parah. Resiko terjadi komplikasi juga lebih besar bila seseorang memiliki sistem imun yang lemah atau mempunyai gangguan sistem imun.
Selain infeksi saluran cerna, B. cereus juga dapat mengakibatkan infeksi mata. Hal ini dapat terjadi bila seseorang menyentuh makanan yang sudah tercemar B.cereus, kemudian tangannya menggosok-gosok mata tanpa mencuci tangan terlebih dahulu. Gejalanya berupa bengkak pada kelopak mata, mata terasa sakit, dan kadang dapat disertai demam. Biasanya infeksi ini sembuh sendiri dalam beberapa hari. Namun bila gejalanya semakin parah maka seseorang harus segera berobat ke dokter.Â
Penanganan keracunan dengan RICE
Sebagian besar orang yang mengalami keracunan makanan akibat B. cereus dapat pulih sendiri tanpa penanganan. Namun diare yang berat dan terus berlanjut harus ditangani oleh dokter.Â
Bila ada dugaan seseorang mengalami keracunan makanan maka haruslah segera ke rumah sakit yaitu ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) sehingga dapat dilakukan pemeriksaan yang lebih rinci dan penanganan segera.Â
RICEÂ adalah singkatan yang dibuat untuk memudahkan tenaga kesehatan mengingat cara penanganan kejadian keracunan makanan atau infeksi yang disebabkan oleh B. cereus.Â
R (rest) adalah istirahat.Â
Tubuh perlu istirahat sehingga membantu sistem imun bekerja dan mencegah dehidrasi. Pemberian cairan vital untuk menjaga tubuh tidak dehidrasi, khususnya bila terjadi muntah berat dan diare.
I (intravenous antibiotics) adalah pemberian suntikan antibiotik pada kasus infeksi yang parah.Â