Mohon tunggu...
Shirley
Shirley Mohon Tunggu... Lainnya - Berpengalaman sebagai Apoteker di sebuah rumah sakit

Saya menyukai alam, musik, dan sejarah dunia. "Bacaan yang baik menyehatkan pikiran sebagaimana olahraga yang tepat menyehatkan raga."

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Menolong Hikikomori Move On

31 Agustus 2024   00:40 Diperbarui: 31 Agustus 2024   08:35 663
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
RS Sainte-Anne di Paris yang mempunyai spesialisasi di bidang psikiatri, saraf, bedah saraf, neuroimaging, dan kecanduan. (Foto: YT Java Discover)

Jangan memberikan tekanan akademis maupun pekerjaan kepada mereka dalam proses penyembuhan ini. Terimalah mereka apa adanya. Targetnya adalah mereka tetap mau berkomunikasi dan tidak mengisolasi diri dalam kamar atau di rumah saja. 

Jangan memaksakan impian dan cita-cita pribadi orang tua kepada anak. Jangan memaksakan pekerjaan yang tidak disukai anak. Anak yang terpaksa menerima pekerjaan tertentu karena keinginan orang tua dapat mengalami beban mental ketika mereka tidak menyukai pekerjaan mereka dan tidak dapat melakukan pekerjaan tersebut dengan baik. Hal ini dapat membuat mereka kehilangan rasa percaya diri dan mereka merasa diri mereka tidak berharga. Ketika mereka mengalami depresi, mereka akan menarik diri dan menjadi hikikomori. 

Perlu dipahami, di Asia, anak muda sering kali tidak dapat fokus pada impian mereka sendiri, tetapi pada harapan dan impian keluarga mereka. Tekanan sosial ini kemudian menciptakan masalah sosial seperti hikikomori. 

Orang-orang yang dewasa secara spiritual diharapkan dapat menolong pelaku hikikomori untuk melihat bahwa hidupnya berharga dan dapat menerima diri mereka sendiri. Orang-orang ini sangat penting karena untuk menemukan seorang yang profesional dalam hal ini bahkan di negara maju adalah hal yang sulit. Jarang sekali ada profesional yang diperlengkapi untuk menghadapi kasus hikikomori. 

Penulis juga menyarankan agar setiap orang hendaknya belajar untuk tidak senantiasa membandingkan kehidupan mereka dengan orang lain. Belajar untuk menerima bahwa setiap orang juga mempunyai kelemahan. Belajar bahwa kehidupan di dunia ini tidak ideal dan mensyukuri hal-hal kecil yang masih dapat dilakukan. 

Pelaku dan mereka yang rentan dengan hikikomori juga sebaiknya membatasi diri dalam bersosial media. Hindari membaca dan menonton konten-konten negatif yang memicu rasa rendah diri. 

Hindari banyak berinteraksi dengan orang-orang yang suka bergosip. Pilihlah satu dua orang teman yang dapat dipercaya untuk bercerita atau bertanya jawab ringan. 

Keluarga terdekat dan teman yang mengetahui permasalahan ini janganlah memutuskan kontak atau interaksi sama sekali dengan mereka. Tetap keep in touch. 

Sebelum seseorang sepenuhnya melakukan hikikomori, pertahankan melakukan pekerjaan yang ada walaupun membosankan, daripada berada dalam kondisi berhenti bekerja sama sekali. Jangan menuntut diri harus melakukan segala sesuatu dengan sempurna. Ingat, tetap bekerja dan memiliki aktivitas rutin adalah tujuan minimal. Jagalah kondisi agar seseorang tetap mempunyai aktivitas di luar ruangan atau di luar rumah. 

Melakukan olah raga sambil mendengarkan musik adalah salah satu terapi yang dapat dilakukan untuk mengalihkan pikiran-pikiran yang negatif. Olah raga menghasilkan endorfin yang membantu seseorang untuk bangkit dari mood untuk mengisolasi diri. 

Olah raga memang bukan hal yang mudah bagi semua orang. Sekedar berjalan kaki saat cuaca sejuk di pagi atau sore bahkan malam hari adalah salah satu upaya terapi dan pencegahan yang baik. Bergerak membuat otak akan bekerja dengan lebih sehat karena peredaran darah yang lebih baik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun