“Bukan hanya setelah ramai-ramai kami melakukan pengujian, kami melakukan pengujian berbasis risiko. Kalau saya sampaikan berbasis risiko, berarti sudah beberapa kali dan saya tidak punya hak melaporkan hasilnya,” kata Ema Setyawati.
Pengakuan Aoka dan Okko
Roti Okko dalam wawancaranya dengan Tempo mengatakan produk mereka lebih tahan lama karena teknologi pengemasan kedap udaranya yang lebih unggul sehingga produknya bisa tahan hingga tiga bulan. Namun hal ini dibantah oleh produsen roti lainnya.
Pihak Okko juga mengatakan rotinya bisa bertahan lama karena diproduksi dalam ruangan berstandar internasional dan steril seperti ruang operasi rumah sakit.
“Roti bisa tahan 60-90 hari karena proses produksi yang higienis dan kandungan bahan yang sudah ditetapkan sesuai dengan peraturan BPOM. Tempatnya harus bersih sekali, tidak boleh ada bakteri sama sekali, sesuai dengan Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB). Kuncinya di pengemasan,” kata Jimmy dari pihak PT Abadi Rasa Food pada Selasa, 16 Juli 2024.
Pihak Okko juga memakai alasan lain yaitu kemungkinan karena dari bahan-bahan lain yang mereka gunakan, entah itu tepung, mentega, selai, dan lain-lain. Mereka mengatakan tidak dapat menjamin bahan-bahan yang mereka gunakan tidak mengandung Sodium Dehidroasetat tersebut.
Hmmm, bukannya hal ini seharusnya sudah diketahui sebelum produk diizinkan beredar?
Pihak Okko mengatakan semua bahan baku roti mereka berasal dari lokal, kecuali bahan improver-nya.
Atas isu ini pihak Okko mengatakan mereka merumahkan karyawannya selama satu minggu sehingga tidak berproduksi untuk melakukan uji terhadap bahan baku mereka selain tepung terigu dan gula untuk mengetahui ada tidaknya bahan berbahaya seperti yang dituduhkan.
Roti Okko mengatakan hal ini sangat merugikan mereka karena seharusnya dalam satu hari mereka bisa memproduksi 20.000 hingga 30.000 bungkus roti.
Pihak Okko merasa apakah ada modus persaingan bisnis yang berusaha merugikan pihaknya. Okko juga mengatakan tidak ada afiliasi dengan merek Aoka.