Mohon tunggu...
Shirley
Shirley Mohon Tunggu... Lainnya - Berpengalaman sebagai Apoteker di sebuah rumah sakit

Saya menyukai alam, musik, dan sejarah dunia. "Bacaan yang baik menyehatkan pikiran sebagaimana olahraga yang tepat menyehatkan raga."

Selanjutnya

Tutup

Love

Benarkah Selingkuh adalah Bakat? Apa Kata Sains?

28 Juni 2023   18:10 Diperbarui: 28 Juni 2023   18:17 501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: pinterest.com/maevaaam/

Namun pada beberapa spesies jenis kelamin ini telah berevolusi menjadi tetap monogami (hanya mempunyai satu pasangan). Hal ini kemungkinan bertujuan untuk mencegah laki-laki lain membunuh keturunannya. Sedangkan kelompok antropolog lainnya berpendapat kekuatiran akan pembunuhan anak ini bukanlah alasan utama. Bagi kelompok ini, yang menjadi faktor utama  adalah jarak geografis antar perempuan fertil memotivasi mamalia untuk tetap bertahan pada pasangannya. 

Namun prilaku manusia jelas didorong oleh lebih dari sekedar dorongan biologis dan teori-teori evolusi semacam ini menjadi tidak sepenuhnya tepat pada hubungan LGBTQ. Teori evolusi ini seharusnya hanya dipandang sebagai bagian kecil dari kepingan puzzle yang lebih besar, mengingat sudah sejak lama manusia tidak perlu mengkuatirkan akan keberlangsungan hidup dengan cara yang sama dengan nenek moyang kita sebelumnya. 

Namun, tetap saja para terapis masih merujuk pada konsep ini, terlepas dari jenis kelaminnya. Seorang terapis mengatakan klien-kliennya yang laki-laki, baik dalam pernikahan 'straight' (dengan perempuan) maupun pernikahan gay, lebih sering melakukan open relationship ataupun hubungan di luar nikah bila dibandingkan dengan wanita. 

Menurut terapis yang bernama Kort, hormon testosteron berperan dalam hal tersebut. 

Kort juga berpendapat kecenderungan pria selingkuh dikarenakan kaum laki-laki mendapat lebih banyak alasan yang mengizinkan atau membenarkannya dari masyarakat dibandingkan dengan wanita. 

Terapis lain, Gadoua, juga setuju karena melihat fakta lebih banyak laki-laki yang bekerja sama dengannya berakhir dengan selingkuh dibandingkan dengan wanita. Gadoua juga mengatakan suatu hal yang merupakan 'kebiasaan' yang mengejutkan -di mana hal ini entah adalah bagian dari dorongan evolusi ataupun tidak - adalah perselingkuhan yang terjadi pada orang tua baru. 

"Setelah bayi dilahirkan adalah waktu berisiko tinggi bagi seorang pria untuk berselingkuh," kata Gadoua. 

Kort pun mengamati hal yang sebaliknya pada beberapa kliennya. "Saya sering melihat dalam praktik saya - di mana pasangan yang terbuka, mempunyai kehidupan seks yang kacau, seks terbuka, poly sex, atau apa pun. Kemudian seorang anak lahir, dan sang perempuan cenderung tidak lagi menginginkan hal tersebut. Hal ini sangat membingungkan bagi prianya. Ini berbeda sama sekali pada pasangan gay."

Gadoua mengatakan melihat hal sebaliknya pada wanita yang pada usia 60-an menginginkan hubungan di luar pernikahan. "Ketika wanita memasuki masa menopause, estrogennya turun. Estrogen adalah hormon yang 'merawat'. Salah satu klien saya berkata,'Saya lelah menjaga setiap orang. Saya menginginkan waktu untuk saya sendiri."

Namun dengan semakin banyaknya wanita yang bekerja dan mencapai posisi kekuasaan dalam karir, ada bukti yang mengesankan demografi terkait perselingkuhan ini akan bergeser, dan kesenjangan perilaku selingkuh berdasarkan gender menjadi semakin kecil. Alexandra Stockwell,M.D. mengatakan penyebab hal ini karena teman sekerja saling mengenal baik satu sama lain dan sering menghabiskan waktu bersama dibandingkan dengan pasangannya. 

Foto: pinterest.com/maevaaam/
Foto: pinterest.com/maevaaam/
Adakah peran genetik?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun