Mohon tunggu...
Shinta Tri Yuliasari
Shinta Tri Yuliasari Mohon Tunggu... -

It's better to try, rather than not doing anything. Keep fighting till the end!!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Gudang Terlarang (Bag. 3)

17 Maret 2014   22:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:49 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth


Benar saja. Saat Andre melihatnya. Tulisan itu masih ada. Dan tiba-tiba, layar menuliskan kata-kata lagi. 'TOLONG AKU. AKU DISEKAP DI GUDANG. BANTU AKU MENDAPATKAN TUBUHKU LAGI. AIRIN YANG SEKARANG BERBEDA. ITU BUKAN AKU. AKU AIRIN ASLI.' Aku dan Andre saling melihat, lalu kami pingsan bersama.


"Sekarang bagaimana?" tanyaku setelah kami sama-sama sadar dari pingsan.

"Aku juga tidak tau."

"Bagaimana tubuh Airin bisa dimasuki makhluk lain? Apa bisa kita tanyakan ke Airin langsung?"

"Bagaimana caranya,"


Sebelum kami menemukan caranya, word di komputerku mulai menunjukkan tanda-tanda akan mengetik sendiri lagi. 'AKU MENYENTUH PENTAGRAM DI GUDANG. WAKTU ITU, AKU HANYA INGIN SEKALI MENYENTUHNYA. TAPI TERNYATA SEKETIKA, AKU SUDAH KELUAR DARI TUBUHKU SENDIRI. AKU BISA MELIHAT TUBUHKU SENDIRI. DAN YANG KALIAN BAWA KELUAR GUDANG WAKTU ITU, ITU BUKAN AKU. TOLONG AKU.'


"Jangan pingsan," kataku kepada Andre yang terlihat berkunang-kunang.

"Baiklah,"

"Bagaimana jika Airin palsu kita paksa untuk menyentuh pentagram yang sama? Bukankah jiwa Airin akan bisa kembali ke tubuhnya yang asli?"

"Tapi bagaimana bisa kita memaksa Airin palsu untuk menyentuh pentagram? Dimana keberadaannya sekarang saja, kita tidak tau,"


Tiba-tiba pintu terbuka. Brak! Kami berdua berteriak kompak, "Itu Airin! Yang palsu!!"


*to be continued*

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun