Benar saja. Saat Andre melihatnya. Tulisan itu masih ada. Dan tiba-tiba, layar menuliskan kata-kata lagi. 'TOLONG AKU. AKU DISEKAP DI GUDANG. BANTU AKU MENDAPATKAN TUBUHKU LAGI. AIRIN YANG SEKARANG BERBEDA. ITU BUKAN AKU. AKU AIRIN ASLI.' Aku dan Andre saling melihat, lalu kami pingsan bersama.
"Sekarang bagaimana?" tanyaku setelah kami sama-sama sadar dari pingsan.
"Aku juga tidak tau."
"Bagaimana tubuh Airin bisa dimasuki makhluk lain? Apa bisa kita tanyakan ke Airin langsung?"
"Bagaimana caranya,"
Sebelum kami menemukan caranya, word di komputerku mulai menunjukkan tanda-tanda akan mengetik sendiri lagi. 'AKU MENYENTUH PENTAGRAM DI GUDANG. WAKTU ITU, AKU HANYA INGIN SEKALI MENYENTUHNYA. TAPI TERNYATA SEKETIKA, AKU SUDAH KELUAR DARI TUBUHKU SENDIRI. AKU BISA MELIHAT TUBUHKU SENDIRI. DAN YANG KALIAN BAWA KELUAR GUDANG WAKTU ITU, ITU BUKAN AKU. TOLONG AKU.'
"Jangan pingsan," kataku kepada Andre yang terlihat berkunang-kunang.
"Baiklah,"
"Bagaimana jika Airin palsu kita paksa untuk menyentuh pentagram yang sama? Bukankah jiwa Airin akan bisa kembali ke tubuhnya yang asli?"
"Tapi bagaimana bisa kita memaksa Airin palsu untuk menyentuh pentagram? Dimana keberadaannya sekarang saja, kita tidak tau,"
Tiba-tiba pintu terbuka. Brak! Kami berdua berteriak kompak, "Itu Airin! Yang palsu!!"