Matahari mulai menampakkan sinarnya, hingga menembus ke celah kecil jendela. Membuat Bella dan Safira membuka matanya, karena silau yang menusuk indera penglihatannya.
Drrrtt....Drrrtt....
Safira mengalihkan pandangan mereka ke ponsel yang baru saja bergetar. Bella mengangkat telepon dari nomor yang tidak dikenal.
"Apa? Tidak mungkin... Terimakasih informasinya." Bella menangis menjadi-jadi setelah menerima telepon tersebut.
"Ada apa Bel?" Tanya Safira dengan wajah bingung.
"Pesawat yang dinaiki Mama, Papa dan Ara hilang kontak lalu jatuh ke laut. Kemungkinan, semua korban telah tewas."
Jedug...
Jantung Bella berdetak dengan hebat. Ia terduduk di atas sofa. Tubuhnya lemas, Bella tidak menyangka bahwa semua akan seperti ini. Â Bella dan Safira saling berpandangan, mereka tampak terkejut dan tak percaya. Bella terbaring tak berdaya di kamarnya, dia belum sadarkan diri setelah pingsan saat mendapatkan kabar buruk itu.
Tidak... Tidak mungkin ini terjadi.... Mama, Papa dan Ara masih hidup...
Bella tidak percaya bahwa itu semua akan terjadi, Kini Bella sudah tidak memiliki orang tua lagi. Sedari tadi, Safira terus menunggui Bella yang masih belum sadarkan diri. Wajahnya tampak khawatir, ia terus menggigiti kukunya. Setelah mendengar teriakan Bella, Safira merasa lega karena Bella sudah sadar.
"Mama, Papa dan Ara dimana? Mereka masih hidup kan?" Ucap Bella