Mohon tunggu...
Shindy Nilasari
Shindy Nilasari Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

masih terus belajar untuk membanggakan ortu :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kami Ada Tapi Tak Terlihat

9 Mei 2016   11:04 Diperbarui: 9 Mei 2016   11:32 1287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lewati rintang untuk aku, anakmu...

Ibuku sayang, masih terus berjalan...

Walau tapak kaki penuh darah, penuh nanah...

Nggak berlebihan kalau lagu Iwan Fals yang judulnya Ibu ini saya pakai untuk menggambarkan ketangguhan wanita-wanita Papua. Lirik lagunya persis sama seperti perjuangan mama-mama ini untuk anaknya.

Teman, di Pegunungan Tengah Papua semua wanitanya pekerja keras. Setiap pagi sampai sore mereka bekerja ke kebun di lereng gunung. Kebun-kebun disana ekstrem bukan main. Tidak datar, miring... Salah-salah pijak bisa tergelincir. Mereka pergi berkebun sambil membawa noken - tas rajutan khas Papua yang dikait di atas kepala dan membawa serta anak-anak mereka. Termasuk anak babi.. Jangan aneh, di Papua babi memang merupakan hewan sakral bagi masyarakat setempat. Itulah harta mereka...

Mereka mencangkul tanah, menanam, memanen, dan akhirnya membawa hasil kebunnya untuk dijual ke pasar. Berjalan kaki menempuh jarak berkilo-kilo sambil memanggul hipere (ubi), sayur-sayuran, dan hasil bumi lain di dalam noken yang dikaitkan di kepala - tanpa alas kaki. Makanya, kalau kalian suka memperhatikan kaki-kaki masyarakat Pegunungan Tengah (kebiasaan, hihi) akan terlihat telapak kaki mereka lebih lebar dengan kulit yang sangat kasar.

Bukan itu saja rintangan yang harus mereka jalani. Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) masih kerap kali terjadi disini, dan sayangnya itu juga hal biasa. Pernah nonton film Di Timur Matahari yang adegan ketika si mama dipukul suaminya karena dikira selingkuh? Atau ketika si mama potong jari karena suaminya meninggal? Itu juga masih terjadi disini.

papua-573012c6379773f804147129.jpg
papua-573012c6379773f804147129.jpg
Mama-Mama Kampung Hitigima, Jayawijaya. Dok: Shindy Nilasari

Mama-mama Papua tidak mengenal bedak atau alat kecantikan lainnya untuk terlihat menawan. Cantiknya mereka itu disini, loh... Di hati. Hehehe :D

Semoga Bermanfaat. :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun