Mohon tunggu...
Cahaya
Cahaya Mohon Tunggu... Lainnya - Dualisme Gelombang-Partikel

Penyuka pohon johar, cahaya matahari, dan jalan setapak.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Tas Punggung

18 Oktober 2017   18:32 Diperbarui: 18 Oktober 2017   20:17 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Adik manis, kata siapa ini untuk Miranti? Ini untuk perempuan manis di depan saya."

Kak Amat melangkaah ke belakangmu, melepaskan tas yang menempel di punggungmu, lalu mengucap, "Sepertinya tas ini sudah terlalu lama berada di punggung ini," pemuda itu melangkah ke meja kasir, membayar tas di tangannya kemudian mengeluarkan isi tas punggung milikmu lantas memasukkannya ke tas selempang berwarna navy itu.

Kamu masih mematung di tempatmu ketika Kak Amat mendekat dan mengalungkan tas selempang itu di bahumu.

 "Kakak heran kenapa kamu selalu mengira kalau kakak punya hati ke Miranti," Kak Amat meremas pundakmu, "Padahal satu-satunya perempuan yang mampu menggetarkan hati saya, sejak dulu itu cuma satu, Kamu, adiknya Miranti."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun