Aku tertinggal. Lalu sosok perempuan itu perlahan berjalan ke arahku semakin dekat. Aku tidak bisa berlari, kedua kakiku rasanya kaku sekali. Bahkan aku tidak bisa berteriak. Tenggorokanku tercekat, hanya bibir ku saja yang bergerak.
" T-tolong a-aku ... " Lirih perempuan itu. Aku tercengang diam membisu beberapa detik. Lalu perempuan itu mengambil kedua tangan ku dan mengajakku ke bagian sisi Goa.Â
Dingin sekali tangannya. Jari-jarinya kurus dan kulitnya mengering dengan darah. Kukunya tidak ada. Tubuhku tidak bisa melawan, suara ku tercekat, bahkan nafasku sudah sangat memburu." Kini ketiga perempuan itu benar-benar ketakutan terbawa cerita yang diceritakan oleh Alissya. Tubuh mereka semakin tererat tidak ada sela di antara mereka.
"Lalu, perempuan itu berhenti dan sekarang badannya berbalik kearahku. Matanya menatap lekat kewajahku. Lalu ujung jarinya menekan punggung tanganku sampai terasa sakit, padahal kukunya tidak ada. Aku sangat ketakutan. Aku tidak bisa melawan.
Beberapa detik kemudian, tangannya melepas tanganku dan dengan cepat tangannya yang gemetar terarah kewajahku. Waktu seperti terhenti, ruangan disekelilingku yang sudah remang kini menjadi gelap gulita.Â
"GRAAAP !" Mereka telonjak saat Alissya mengejutkan mereka diakhir ceritanya. Mereka tertegun, waktu berjalan cepat sekali sudah tangan malam. Alissya terkekeh melihat ketiga temannya menciut ditempat. lalu Alissya memalingkan wajah ketiga temannya dan berbicara.
"Itu.. itu pengalaman ku" sahut Ameera.Â
"Bukannya kau sudah hilang di sana !?"Â
-tamat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H