Ruangan gelap yang hanya tersisa sedikit cahaya kuning dari lilin dalam gelas bening beraksen segar khas cytrus, dipadu dengan dominasi aroma bunga-bunga khas Indonesia. Sentuhan aroma rempah dan woody-nya pun memberikan kesan mistis khas upacara adat Tanah Jawa.
Kata perkata dari potongan cerita mistis yang sedang keluar dari bibir tebal perempuan priang yaitu Alexa, yang semakin membuat suasana sangat mencekam.
Bibirnya mulai terhenti, rambut panjangnya sekarang menutupi sebagian wajahnya karena kepalanya menunduk. Dua matanya kini langsung tertuju pada tiga pasangan bola mata di hadapannya. Lalu bibirnya kembali bergerak.
"Ini adalah cerita yang diambil dari kenyataan"
Ketiga perempuan itu langsung menghembuskan nafas bersamaan. Salah satunya sampai langsung mengambil air minum untuk melancarkan kembali tenggorokan yang sudah mengering karena ceritanya. Memang dia sangat baik dalam hal cerita.
"Sudah jam berapa sekarang?" Tanya Alissya. Mereka pun otomatis langsung tertuju pada lingkaran petunjuk waktu.
"Masih jam 11 kok, ayo cerita lagi!"Â Jawab si perempuan polos yang masih ingin mendengarkan cerita-cerita mistis, yaitu Givelsha.
"Apa kita enggak langsung tidur aja? Sebentar lagi udah mau tengah malam,nih" kata Ameera yang sudah ketakutan sejak awal mereka mulai bercerita.
"Ah kamu mah payah, ayo lanjut aja ceritanya!" Timpal Givelsha. Ameera pun jengkel dan melingkarkan matanya kepada Givelsha dan mengambil beberapa tambahan bantal dan selimut untuk menutupi sebagian badannya mulai merinding lagi.
"Aku punya cerita, ini berdasarkan dengan pengalamanku saat aku berlibur" Dia Alissya. Memang beberapa hari yang lalu di sedang berlibur ke wisata dengan teman rumahnya.
Jam menunjukkan pukul 11.15 malam. diluar hujan gerimis sesekali kilat menerangi ruangan. Alissya menarik nafas pendek lalu memulai ceritanya. Cerita nyata yang dialaminya saat wisata ke Goa paling mistik di Indonesia, yaitu Goa Belanda. Mereka pun mulai saling duduk merapat, lalu Alissya pun berdeham dan mulai berbicara.